Pilgub Kalbar

Prihatian Kondisi Pedalaman, Sutarmidji Janjikan Hal Ini Pada Masyarakat Kapuas Hulu

Sutarmidji usai melakukan serangkaian kampanye dialogis didaerah Kapuas Hulu dan menungkapkan keprihatinannya.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ISTIMEWA
Cagub Kalbar nomor urut 3, Sutarmidji saat berfoto bersama dengan masyarakat disela-sela serangkaian kampanye dialogis didaerah Kapuas Hulu. 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Ridho Panji Pradana

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Cagub Kalbar nomor urut 3, Sutarmidji usai melakukan serangkaian kampanye dialogis didaerah Kapuas Hulu dan menungkapkan keprihatinannya.

Ia pun berjanji akan meningkatkan hal yang seharusnya didapatkan masyarakat.

Untuk diketahui, kampanye Sutarmidji itu bersama rombongan tim kampanye Sutarmidji-Ria Norsan berada di Kapuas Hulu sejak tanggal 27 Maret-3 April 2018.

"Hampir semua kecamatan sudah ditangani, keluhan masyarakat sama tentang pendidikan, kesehatan, infrastruktur dan perekonomian terutana harga karet serta PETI yang adalah sumber pendapatan," katanya, Kamis (05/04/2018).

Baca: Kecewa Tak Tersentuh Pembangunan, Masyarakat Daerah Ini Taruh Harapan Pada Sutarmidji

Menurutnya, jika saat harga karet anjlok masyarakat tidak mau noreh sedangkan butuh pendapatan dan akhirnya melakukan penambangan emas tanpa izin yang terus dikejar-kejar.

Dengan ini, Bang Midji menhatakan harus diselesaikan kedepannya, harus disiapkan wilayah pertambangan rakyat atau kalau ada pertambangan emas besar harus ada lapangan kerja bagi masyarakat dari investor maupun perusahaan besar.

Lalu di Kapuas Hulu, kata dia, masyarakat memanfaatkan daun kratom yang merupakan satu diantara jenis daun diekspor ke Amerika namun hasil labnya belum diketahui sehingga akan difasilitasi.

Daun itu, lanjutnya, menunjang kehidupan rumah tangga masyarakat dan sebagainya.

"Kedepan harus dipikirkan ada industri yang barang jadi atau setengah jadi karena sebagian besar penghasilan masyarakat Kapuas Hulu dari karet," terangnya.

Lalu terkait Infrastruktur di Silat Hulu dan Silat Hilir hampir tidak pernah didatangi calon kepala daerah maupun kepala daerah sehingga kawasan itu, menurutnya berkembang tidak sesuai yang diharapkan masyarakat.

"Disuatu waktu ada 6 anak menjadi korban meninggal dunia karena hanya saat menyebrangi sungai sehingga menyebabkan masyarakat tidak ingin mengikuti pilkada, pilpres dan semuanya padahal jika diselesaikan, dengan bersinergi antara APBD Provinsi dan Kabupaten bisa," katanya.

Selain itu, menurut Midji juga ada daerah yang tidak tersentuh, padahal bisa jika dibuat steher penyebrangan, dan motor penyebrangan maka akan bisa digunakan oleh masyarakat.

"Kesimpulan ini sesuai dengan visi misi kita meningkatkan kesejahteraan masyarakat," katanya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved