ATM Diblokir, Ini Curhatan Nasabah Belum Bayar Cicilan Mobil

Pesan singkat (SMS) notifikasi dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk membuat nasabah BRI di Kota Pontianak panik.

Penulis: Tri Pandito Wibowo | Editor: Madrosid
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ DESTRIADI YUNAS JUMASANI
Ratusan nasabah yang rekeningnya terblokir mengurus pembukaan blokir rekening di Kantor Cabang BRI Barito, Jalan Barito, Pontianak, Kalimantan Barat, Senin (26/3/2018) pukul 15.00 WIB. Sejak pagi lebih dari 600 antrian untuk pelayanan customer service memadati pelayanan bank untuk membuka blokir rekening setelah dapat pemberitahuan melalui SMS terkait pemblokiran rekening. TRIBUN PONTIANAK/DESTRIADI YUNAS JUMASANI 

Laporan Wartawati Tribun Pontianak, Maskartini

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Pesan singkat (SMS) notifikasi dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk membuat nasabah BRI di Kota Pontianak panik.

Pesan singkat tersebut berisi informasi bahwa kartu debit atau kartu ATM nasabah tidak dapat digunakan.

Pemblokiran ATM nasabah yang terindikasi skimming dalam rangka memberikan perlindungan kepada nasabah.

Pantauan Tribunpontianak.co.id pada Selasa, (27/3/2018) antrean nasabah yang membuka blokiran ATM membludak.

Satu diantara nasabah yang mengalami pemblokiran Sarda mengaku sudah antre sejak pukul 09.00 WIB, baru selesai pukul 14.00 WIB dari Kantor BRI Barito.

Ia menjelaskan penggantian hanya pada kartu ATM, sedangkan nomor rekening tetap menggunakan nomor rekening sebelumnya.

Baca: Blokir ATM Untuk Keamanan, BRI Sampaikan Maaf dan Imbau Nasabah Tidak Panik

"Saya tau karena pas mau transfer, tiba-tiba tidak bisa transfer. Saya ngecek saldo juga tidak bisa, saya kira gangguan, saya ke ATM lain. Rupanya tetap tidak bisa, temen bilang kemungkinan dari BRI yang blokir. Saya tidak terima informasi karena handphone mati," ujarnya kepada tribun.

Ia berharap, BRI meningkatkan keamanan sehingga kejadian serupa tidak terjadi dengan BRI.

"Kasian sama yang antre sampai meninggalkan kerjaan. Takut dananya ilang, meski diganti tapi waktu terkuras untuk ngurus ATM dan dana kembali jika terkena skimming," ujarnya.

Sebagai tenaga pengajar mata pelajaran Olahraga, ia mengaku rela izin untuk mengurus ATM karena ingin mengirim uang kepada sang adik.

"Sejak pagi izin. Ini tidak bisa lama-lama apa boleh buat penting. Kalau tidak diurus susah mau bertransaksi. Saya mengetahui Sabtu, pas hendak transfer ke adik. Pelayanan secara keseluruhan sebenarnya bagus," ujar Sarda.

Hal senada disampaikam Jafri dengan antrean 330.

Baca: Rumah Hangus Terbakar, Ruslan Menangis Gagal Selamatkan Benda Ini

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved