Wanita Menjerit dari Dalam Kubur, Setelah Dibuka Petinya, Kejadian Selanjutnya Bikin Pilu
Tapi sayangnya sudah terlambat, saat mereka berhasil membuka peti kayunya, Rosangela Almeida dos Santos telah meninggal.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Seorang wanita dilaporkan telah dikubur hidup-hidup dan dibiarkan terbaring di dalam peti matinya selama 11 hari.
TribunWow.com melansir dari Metro.co.uk, pihak keluarganya menghancurkan nisannya setelah penduduk setempat mendengar suara jeritan yang datang dari dalam kubur.
Tapi sayangnya sudah terlambat, saat mereka berhasil membuka peti kayunya, wanita bernama Rosangela Almeida dos Santos, itu telah meninggal.
Baca: Api Nyaris Jilat Rumah Warga, Petugas Berhasil Atasi Kebakaran Lahan di Kubu Raya
Dilihat dari keadaan peti mati, Rosangela tampaknya telah berusaha mati-matian untuk keluar dari peti mati kayu, yang telah dipaku.

Sebuah rekaman video menunjukkan kehebohan di pemakaman Senhora Santana di Riachao das Neves, Brazil bagian timur laut, saat sejumlah penduduk lokal mengeluarkan peti mati dan membuka tutupnya.
Beberapa orang pun meminta ambulans dipanggil, saat seseorang menyentuh kaki wanita tersebut dan mengatakan suhunya masih terasa hangat.
Rosangela dinyatakan meninggal di rumah sakit pada 28 Januari lalu dan dimakamkan keesokan harinya.
Namun, orang-orang yang tinggal di dekat pemakaman memberi tahu keluarganya bahwa mendengar jeritan dan suara pukulan yang berasal dari dalam kuburan, sekitar 9 atau 11 hari setelah Rosangela dimakamkan.
Baca: Kronologi Tenggelamnya Mahasiswa Kedokteran Untan di Desa Kali Bandung

Tubuhnya dilaporkan sudah dalam posisi terbalik dan masih hangat, kapas yang ada di telinga dan lubang hidung wanita itu telah lepas.
Ia juga memiliki luka di tangan dan dahi, yang menunjukkan tampaknya dia telah mencoba untuk keluar dari peti.
Paku-paku di sekitar sisi tutup peti mati juga tampak terdorong ke atas, dan ada goresan dan darah di bagian dalamnya, klaim penduduk setempat.
Sebelumnya, Rosangela berada di Rumah Sakit do Oeste di Barreiras, di negara bagian timur laut Brasil, Bahia, selama seminggu karena mengalami kelelahan parah.
Dia menderita dua kali serangan jantung sebelum meninggal akibat 'septic shock', menurut surat kematiannya.