Polsek Mahap Temui Balita Hydrocepalus Saat Patroli Gabungan

Anak dari pasangan Domi dan Deni ini memang berasal dari warga yang kurang mampu. Sehingga untuk berobat saja mereka tidak mampu.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ RIVALDI ADE MUSLIADI
Polsek, Puskemas, dan Pemerintah Kecamatan Nanga Mahap menemui balita perempuan yang bernama Riska Laira (3), yang mengidap penyakit hydrocepalus anak dari pasangan Domi dan Deni, di Dusun Parundak Desa Tembaga saat melakukan patroli gabungan. 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Rivaldi Ade Musliadi

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SEKADAU -Selain Polres Sekadau, patroli pedalaman juga menjadi agenda bagi setiap Polsek.

Seperti yang dilaksanakan oleh Polsek Nanga Mahap.

Bahkan pihak Polsek Nanga Mahap bekerjasama dengan pihak pemerintah Kecamatan Nanga Mahap dan pihak Puskesmas melaksanakan patroli tersebut.

Baca: Video Ratusan Buruh Aksi Damai di Singkawang

Patroli pedalaman dalam rangka Harkamtibmas dan polisi peduli kesehatan dilaksanak di Dusun Parundak Desa Tembaga, dengan jarak tempuh sekitar 5 jam dengan kondisi jalan licin dan ekstrem.

Baca: Pijat Jari Tanganmu Seperti ini, Dijamin Rasa Sakit Kepala, Stres Hingga Darah Tinggi Berkurang

Kapolsek Nanga Mahap IPDA I Nengah Mulyawan mengatakan, tujuan patroli tersebut merupakan untuk mengetahui langsung masyarakat yang ada di pedalaman desa.

"Selain untuk mengetahui situasi dan kondisi masyarakat, patroli ini juga bertujuan untuk menjalin hubungan silaturahmi antar aparat kepolisian dan pemerintahan dengan masyarakat setempat," ujar Mulyawan kepada Tribun Rabu (7/2/2018).

Dalam patroli tersebut, pihaknya mendapat sambutan positif dari masyarakat setempat.

"Mereka sangat senang saat kita kunjungi," sambungnya.

Kegiatan yang juga diikuti oleh Kasi kesra dan sosbud Kecamatan Nanga Mahap, Andreas dan staf Senjata Tarigan, kemudian Kepala Puskesmas Nanga Mahap Antonius Bernath, dan Kepala bidan pelaksana desa Tembaga Veronika, juga menemui seorang balita perempuan bernama Riska Laira (3), yang mengidap penyakit hydrocepalus.

Anak dari pasangan Domi dan Deni ini memang berasal dari warga yang kurang mampu. Sehingga untuk berobat saja mereka tidak mampu.

"Karna faktor ekonomi yang tidak mampu dan perjalanan yang cukup jauh maka keluarga ini tidak membawa anaknya untuk berobat," kata Mulyawan.

Untuk itu, tim yang hadir pun mengambil langkah-langkah yakni, pihak puskesmas akan berkoordinasi dengan pihak dinas kesehatan mengenai kartu KIS yang dimiliki oleh kedua orang tua Riska.

"Kemudian membuat surat untuk penggalangan dana ,untuk bantuan pengobatan Riska Laira. Setelah administrasi selesai, maka yang bersangkutan akan secepatnya dilaksanakan tindakan medis," tukasnya. 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved