Peningkatan Kualitas Poros Jalan Nasional, Masyarakat Kayong Utara Beberkan Fakta Mengejutkan
Masyarakat sangat setuju dan mendukung adanya pembangunan jalan ini. Kita memang mengharapkan jalan itu bagus
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Syahroni
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KAYONG UTARA - Adanya proyek peningkatan kualitas poros jalan nasional, yaitu ruas Jalan Sungai Keli-Sidu- Ketapang, tentu sedikit banyaknya akan memberikan dampak terhadap pembebasan lahan.
Oleh karena itu Pemda Kayong Utara bersama Pejabat Pembuat Komitmen Balai Jalan melakukan sosialisasi pada masyarakat setempat yang terkena dampak.
Pada dasarnya masyarakat yang berada di poros jalan tersebut sangat mendukung adanya pembangunan jalan tersebut yang akan dilebarkan.
(Baca: Wah, Akun Ini Sebut Gebby Vesta Laki-Laki, Foto Ini Buktinya! )
Satu diantara tokoh agama yang hadir dalam sosialisasi tersebut, Ruskankas menuturkan pembangunan jalan memang didukung penuh, masyarakat sudah merasakan dampak positif dari adanya jalan maka dengan peningkatan kualitas kali ini dan pelebaran tentu akan didukung penuh.
Pemuka Agama Desa Riam Merasap menambahkan, "Masyarakat sangat setuju dan mendukung adanya pembangunan jalan ini. Kita memang mengharapkan jalan itu bagus, sehingga akses lebih mudah dan lancar," jelasnya, Jumat (26/1/2018).
Ia menjelaskan bahkan masyarakat ikhlas terkait tumbuhan didepan rumah atau teras rumah yang terkena dampak.
"itukan tidak masalah kami mengalah tapi kalau sudah terkena rumah, kami juga mengharapkan bantuan dari pemerintah untuk ganti ruginya," jelas Ruskankas.
Ia menjelaskan berdasarkan pemaparan Kepala Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 7, Pelaksana Jalan Nasional Wilayah I, Balai Besar Jalan Nasional XI Banjarmasin, Tito maka cukup banyak rumah warga yang terkana dampak pelebaran jalan, karena dulu masyarakat membangun tak pernah mengerti terkait jarak yang telah ditentukan antara jalan raya dengan rumah.
"Kami sangat bersyukur dengan adanya jalan ini, dengan adanya jalan kami sudah merasakan akses menjadi mudah. Misalnya dari Sidu ke KM 12 sudah nyaman. Kalau dulu susah sekali. Ini baru terbuka jalannya mulai tahun 2000an. Sebelum itu susah sekali, mau berobat saja dari KM 12 ke Puskesmas Sidu waktu tak ad jalan perlu 3-4 jam kalau dah ada jalan hitungan belasan menit sidah sampai, itulah kami rasakan," ucap pemukka agama Desa Riam Merasap.