Setahun, Ada Dua Bulan Hotel di Kota Pontianak Sepi Pengujung

Melihat pesatnya kemajuan Kota Pontianak, ia berharap semestinya asosiasi bisa mengimbangi apa yang dikerjakan pemerintah.

Penulis: Syahroni | Editor: Rizky Zulham
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/SYAHRONI
Wakil Ketua Umum PHRI Pusat, Maulana Yusran. 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Syahroni

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Wakil Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Pusat, Maulana Yusran melihat apa yang ada di Kota Pontianak saat ini sudah berjalan baik mengenai komintmen pemerintah dan pihak PHRI.

Melihat pesatnya kemajuan Kota Pontianak, ia berharap semestinya asosiasi bisa mengimbangi apa yang dikerjakan pemerintah.

"Data base harus detail, apalagi pemerintahnya sudah mempunyai Gencil, kalau ada data base bisa dimasukkan dalam sana," ucap Maulana Yusran saat menghadiri Musda ke II PHRI Kalbar, Kamis (14/12/2017).

Selain itu, ia menilai ada kelebihan lain yang dimiliki oleh Kota Pontianak dan Kalbar umumnya, dimana Wali Kota Pontianak sering berjalan kemana-mana dan itu secara tidak langsung mempromosikan daerah dan hotel serta restoran harus berbenah untuk menyambut hal tersebut.

"Wali Kota Pontianak sering ke mana-mana, iti bisa menarik orang ke Pontianak, kalau tidak ada data base jumlah kamar, ruang meeting dan sebagainya maka apa yang bisa dijual untuk menyakinkan orang luar untuk datang di Kota Pontianak," tambahnya.

Ia menilai apabila menggunakan data yang disediakan oleh BPS tidak bisa karena banyak tidak validnya. Sehingga data PHRI jauh lebih valid.

Berdasarkan data yang dipegang oleh Maulana Yusran, jika di Kota Pontianak dalam setahun hanya 10 Bulan hotel hidup dan ada dua bulan hotel sepi.

"Di Pontianak hotel dan restoran ada 10 bulan hidup. Di daerah lain sejak 2015, rata-rata yang tadinya delapan bulan kini jadi enam bulan untuk dapat keuntungan, sisanya tidak laku," jelasnya.

Kedepan Wakil Ketua Umum PHRI Pusat ini meminta bagaiman pihak PHRI Kalbar dan pemerintah untuk mengisi dua bulan sebagai low session tersebut dengan acara dan event, sehingga bisa memaksimalkan okupansi hotel dalam setahun.

Visit wonderful Indonesia disebutnya haris diperhatikan, bagaimana Pemda punya komitmen untuk mengemas destinasi yang ada.

Pontianak dan Kalbar ia nilai sangat berpotensi, merupakan daerah perbatasan dan saat ini sudah ada tiga destinasi penerbangan diluar negeri.

"Komitmen daerah itu bukan sekadar even, komitmen daerah itu dalam destinasi, pemerintah punya apa sebagai regulator. Kebijakan pro destinasi, pengemasan produk, kayak kota yang sudah bersih, Sungai Kapuas bagaimana, itu bagian dari komitmen daerah," jelasnya.

Ia menilai jika perhotelan dan restoran mendapatkan pengunjung yang banyak maka yang akan untung adalah daerah itu sendiri, pajak akan masuk dan menjadi penyumpang PAD.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved