Paryadi Khawatir Status DPO Berimbas Kepada Psikologis Anaknya

Takut saja anak-anak saya dicemooh sama teman-temannya. Dibilang kalau ayahnya DPO. Kasihan, kan

Penulis: Jimmi Abraham | Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID / RIZKY PRABOWO RAHINO
Mantan Wakil Walikota Pontianak Periode 2008-2013, Paryadi (baju orange) dijemput oleh anggota Polresta Pontianak di kediamannya, Jalan Sepakat 2 Komplek Griya Raflesia Nomor 4 A, Rabu (29/11/2017) sekira pukul 14:25 WIB. Paryadi dibawa ke Polsek Pontianak Utara untuk mediasi. 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Rizky Prabowo Rahino

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Mantan Wakil Walikota Pontianak Periode 2008-2013, Paryadi prihatin terhadap status Daftar Pencarian Orang (DPO) yang ditetapkan oleh Kepolisian Sektor (Polsek) Pontianak Utara terhadap dirinya.

Seperti diketahui, Polsek Pontianak Utara telah mengeluarkan Surat Penetapan DPO Nomor:DPO/36/XI/2017 tertanggal 24 November 2017.

Paryadi dilaporkan oleh Warga Peniraman, Kecamatan Mempawah, H Tohir lakukan tindakan pelanggaran terhadap pasal 378 KUHPidana.

"Saya prihatin dan sedih atas penetapan status DPO ini," ungkapnya saat diwawancarai Tribun Pontianak di kediamannya, Rabu (29/11/2017) sekira pukul 13.45 WIB.

Ia merasa khawatir jika penetapan DPO berdampak kepada psikologis anak-anaknya. Tidak menutup kemungkinan informasi penetapan DPO dirinya menjadi bahan sindiran terhadap anak-anaknya yang masih menempuh pendidikan dasar.

"Takut saja anak-anak saya dicemooh sama teman-temannya. Dibilang kalau ayahnya DPO. Kasihan, kan," terangnya.

(Baca: Ketua Dewan Minta Kasus Beras Campur Plastik Diusut Tuntas )

Paryadi menepis informasi beredar yang menyebutkan bahwa dirinya tidak kooperatif sehingga layak menjadi DPO. Ia menegaskan selama ini sangat kooperatif dalam upaya menyelesaikan permasalahannya.

"Kalau kemarin ada polisi yang ke rumah, terus saya tidak ada. Itu kebetulan saya tidak berada di rumah. Pas polisi datang saat itu juga ketemu sama istri saya. Tidak ada niatan saya untuk melarikan diri," jelasnya.

Paryadi juga menepis informasi negatif yang menyebutkan dirinya mematikan alat komunikasi pribadinya atau handphone (hp) untuk menghilangkan jejak.

"Handphone saya hidup dua-duanya. Beberapa hari lalu sempat non aktif karena saya sedang keluar kota. Saya ke daerah yang memang tidak ada sinyal waktu itu. Sekarang sudah di Pontianak, ya ada sinyal," tukasnya.

Sebelumnya, Tribun Pontianak disambut hangat oleh Paryadi ketika menginjakkan kaki di rumahnya. Kebetulan, ia baru saja sehabis menjemput anaknya pulang sekolah.

(Baca: Irit Bicara, Ini Yang Ditakutkan Paryadi Terkait Kasus yang Menjeratnya )

Dengan wajah tenang, Paryadi menegaskan ketika tidak pergi ke luar kota, ia berada di Kota Pontianak. Hanya saja, ia terkadang tidak selalu berada di rumah. Ia melakukan aktivitas normal seperti biasa.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved