Terduga Teroris di Supadio
NH Dikenal Terbuka, Ini Organisasi Yang Pernah Diikutinya
Saya dengan dia pernah tinggal bersama satu rumah kontrakan, yang menjadi sekretariat KMKS di Jalan Karya Baru
Penulis: Tito Ramadhani | Editor: Jamadin
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Tito Ramadhani
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - Satu persatu sahabat dekat NH, terduga teroris yang ditangkap Densus 88 Anti Teror angkat suara mengenai sosok NH yang dikenal sejak semasa kuliah maupun saat NH aktif di organisasi kemahasiswaan.
Ahmad Hapsak Setiawan (39), mengaku pernah tinggal bersama satu rumah kontrakan dengan NH, saat semasa masih sebagai mahasiswa.
Sehingga Ahmad tahu betul, NH kerap aktif di berbagai organisasi kemahasiswaan di internal kampus, eksternal kampus maupun organisasi mahasiswa asal daerah Sambas, Komite Mahasiswa Kabupaten Sambas (KMKS).
"Saya dengan dia pernah tinggal bersama satu rumah kontrakan, yang menjadi sekretariat KMKS di Jalan Karya Baru. Beliau sangat aktif di banyak organisasi, seperti BEM Universitas Tanjungpura (Untan) HMI, Lembaga Teknologi Mahasiswa Islam (LTMI), LIRA, KMKS dan lain-lain. Beliau juga merupakan salah satu pendiri organisasi mahasiswa daerah KMKS, dan selalu dekat dengan juniornya mahasiswa asal Kabupaten Sambas," ungkapnya, saat berkumpul bersama sahabat dekat NH dan sesama aktivis lainnya, Selasa (28/11/2017).
(Baca: Polisi Jemput Paryadi, Ini Penjelasan Kapolsek Pontianak Utara )
Mantan legislator Kabupaten Sambas ini mengungkapkan, terakhir ia pernah bertemu dengan NH pada tahun 2014, dan saling bertukar informasi kehidupan pasca tak lagi kuliah.
"Terakhir saya berjumpa dengan Nurul Hadi pada awal tahun 2014, bertemu beliau membahas permasalahan bisnis. Dia sempat menawarkan kepada saya, perumahan di Jalan Ahmad Yani 2 Pontianak. Saya mengenal pribadi NH, selama menjadi kawan akrabnya kuliah, NH adalah orang yang baik, bukan pribadi yang arogan malah cenderung lemah lembut," jelasnya.
Bahkan saat hanya bisa berkomunikasi melalui media sosial, Ahmad mengaku bahwa NH tak pernah menyinggung pembahasan tentang paham-paham tertentu atau pun paham yang kerap disebut radikalisme.
(Baca: Paryadi Khawatir Status DPO Berimbas Kepada Psikologis Anaknya )
"Saat komunikasi melalui media sosial, tidak pernah dia menyinggung-nyinggung masalah paham-paham yang radikal itu. Memang yang lebih banyak kami cerita bisnis, baik menawarkan tanah atau pun perumahan," terangnya.
Menurut Ahmad, bahkan saat masih aktif kuliah pun, NH tidak pernah memperlihatkan keaktifan atau ada ketertarikan terhadap paham-paham tertentu atau pun radikalisme.
"Semasa kuliah, bisa dibilang beliau pemahaman agamanya tidak terlalu bagaimana, biasa-biasa saja sama seperti anak-anak muda lainnya," ujarnya.
Ahmad mengakui, setelah lama tak berjumpa pasca tak lagi kuliah, dan baru kembali bertemu pada tahun 2014, penampilan NH memang terlihat lebih religius dibandingkan semasa kuliah.
"Memang dari penampilannya waktu terakhir bertemu saya, memang agak religiuslah, ada perubahannya. Cuma kalau bicara agama atau debat agama ndak pernah saya dengan dia. Cuma kalau saya melihat di media sosial sih komentarnya memang masih bisa dibilang wajar, masih taraf kewajaran saya lihat pandangan dia saat berdebat di media sosial," tambahnya.