34 Buruh Menanti Pesangon, Terkatung-katung Sejak Putus Hubungan Kerja
Mandor, Misli alias Mardas (43) mengakui ketidakjelasan pembayaran pesangon tentu memberatkan dirinya dan para buruh.
Penulis: Jimmi Abraham | Editor: Nasaruddin
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Rizky Prabowo Rahino
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK – 34 buruh PT AMS menuntut kewajiban perusahaan membayar pesangon.
Sejak alami pemutusan hubungan kerja (PHK) pada awal April 2017, 34 buruh belum menerima hak-haknya sesuai Undang-Undang (UU) Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
Mandor, Misli alias Mardas (43) mengakui ketidakjelasan pembayaran pesangon tentu memberatkan dirinya dan para buruh.
Ia merasa pembayaran pesangon yang dilakukan tidak adil.
(Baca: Ditembak Suami Sendiri, Ini 6 Fakta Sosok Dokter Cantik Letty Sultri )
“Kok ndak ada pesangon bagi mandor dan buruh. Kami dianggap buruh lepas. Sedangkan pegawai seperti sales, teli dan kepala gudang dapat,” ungkapnya kepada Tribun Pontianak di Kafe MOR21 di Jalan Teuku Umar, Jumat (10/11/2017).
(Baca: Jadikan Festival Mandi Bedel Jendela Promosi Sanggau )
Misli tidak terima jika perusahaan menganggap 34 buruh adalah buruh lepas.
Pasalnya, rata-rata buruh telah bekerja pada PT AMS dengan masa kerja cukup lama.
“Saya saja sudah 14 tahun. Kerjanya juga bukan di bawah 21 hari. Setiap hari, saya dan buruh kerja full sebulan. Belum lagi risiko pekerjaan ketika buruh ngangkut semen. Kami ndak ada jaminan BPJS. Kerjanya juga dari pagi sampai malam,” terangnya.
(Baca: Model Classic Spanyol hingga Modern Glamour di Gorden Rezeki, Harganya Kompetitif Lho )
Warga Jalan Parwasal Gang Harapan ini juga menerangkan seharusnya perusahaan beracuan pada UU Ketenagakerjaan yang ada.
Perusahaan tidak boleh lepas tangan. Ia meminta perusahaan yang bergerak di bidang distributor semen ini segera menyelesaikan pembayaran pesangon sesuai tuntutan 34 buruh.
“Tolong diselesaikan, nasib buruh sekarang terkatung-katung. Melanglang buana seperti burung untuk cari pemasukan kebutuhan sehari-hari. Ada kerjaan dikerjakan, ndak ada kerjaan ya nganggur. Saya pusing kasihan keluarga,” pintanya.