HUT Kota Pontianak

Banyak Belum Tahu, Inilah Asal Usul Kota Pontianak, Ceritanya Agak Seram!

Berbicara tentang Pontianak, Anda mungkin belum mengetahui banyak tentang Pontianak, baik dari asal namanya bahkan sejarah berdirinya.

Penulis: Mirna Tribun | Editor: Mirna Tribun
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/DESTRIADI YUNAS JUMASANI
Ilustrasi 

Laporan Wartawati Tribun Pontianak, Mirna

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID -  Senin (23/10/2017), hari ini adalah hari istimewa bagi masyarakat Kota Pontianak

Kota Pontianak hari ini genap berusia 246. 

Berbagai acara digelar untuk semarakkan peringatan HUT Kota Pontianak

(Baca: Serunya Berjepin di Hari Jadi Pontianak, Sultan Ikut Unjuk Gigi )

Berbicara tentang Pontianak, Anda mungkin belum mengetahui banyak tentang Pontianak, baik dari asal namanya bahkan sejarah berdirinya.

Kali ini Tribun Pontianak akan mengulasnya untuk Anda. 

Sejarah Kota Pontianak

Kota Pontianak didirikan oleh Syarif Abdurrahman Alkadrie pada hari Rabu, 23 Oktober 1771 (14 Rajab 1185 H) yang ditandai dengan membuka hutan di persimpangan Sungai Landak, Sungai Kapuas Kecil, dan Sungai Kapuas Besar untuk mendirikan balai dan rumah sebagai tempat tinggal.

Pada tahun 1778 (1192 H), Syarif Abdurrahman dikukuhkan menjadi Sultan Pontianak. Letak pusat pemerintahan ditandai dengan berdirinya Masjid Jami' (kini bernama Masjid Sultan Syarif Abdurrahman) dan Istana Kadariah yang sekarang terletak di Kelurahan Dalam Bugis, Kecamatan Pontianak Timur.[4]

Sejarah pendirian kota Pontianak yang dituliskan oleh seorang sejarawan Belanda, V.J. Verth dalam bukunya Borneos Wester Afdeling, yang isinya sedikit berbeda dari versi cerita yang beredar di kalangan masyarakat saat ini.

Menurutnya, Belanda mulai masuk ke Pontianak tahun 1194 Hijriah (1773 Masehi) dari Batavia.

(Baca: HUT Kota Pontianak - Sutarmidji Titip Mega Proyek Kota, Catat Lokasinya )

Verth menulis bahwa Syarif Abdurrahman, putra ulama Syarif Hussein bin Ahmed Alqadrie (atau dalam versi lain disebut sebagai Al Habib Husin), meninggalkan Kerajaan Mempawah dan mulai merantau.

Di wilayah Banjarmasin, ia menikah dengan adik sultan Banjar Sunan Nata Alam dan dilantik sebagai Pangeran.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved