Tak Hanya Apresiasi Arakan Pengantin, Sutarmidji Ingatkan Barang Hantaran Yang Dikemas Vulgar
Namun dia menyarankan agar lebih berhati-hati dalam menampilkan barang yang dijadikan hantaran, seperti barang-barang yang bersifat pribadi.
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Claudia Liberani
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK- Semarak arakan pengantin yang digelar dalam perayaan hari jadi ke-246 Kota Pontianak mewarnai akhir pekan masyarakat.
Meski tahun ini tidak ada acara nikah massal, masyarakat tetap antusias menyaksikan arakan pengantin yang dimulai dari Museum Kalimantan Barat menuju Masijd Raya Mujahidin, Minggu (15/10/2017).
Mulai dari anak kecil hingga orang dewasa memadati jalanan Ayani dan halaman Masjid Raya Mujahidin.
Hampir semua orang sibuk mendokumentasikan kegiatan ini.
(Baca: Wah, Meriahnya Lomba Tanjidor di Acara Arakan Pengantin, Pesertanya Ada Dari Luar Pontianak )
Wali Kota Pontianak, Sutarmidji mengatakan dalam arak-arakan pengantin ini bukan lombanya yang dipentingkan melainkan nilai budaya yang terkandung di dalamnya dan pelestarian kreasi pengantin Melayu Pontianak.
Dia juga mengajak para pencinta atau pemerhati budaya pengantin melayu agar melakukan inovasi yang tetap mempertahankan ciri tradisional terutama di bagian tata rias dan pakaian.
Menurutnya inovasi dalam kreasi penting agar dapat menjadi daya tarik.
(Baca: Arakan Pengantin Meriahkan Hari Jadi ke-246 Kota Pontianak )
"Terutama tata riasnya coba ada inovasi-inovasi, dalam pakaiannya juga, bagaimana pakaian tetap berciri tradisional, pengantin berpenampilan tradisional tapi kelihatannya modern sehingga menjadi daya tarik," katanya.
Meski demikian dia memberi apresiasi terhadap hantaran yang ditampilkan para peserta arakan pengantin.
"Kalau hantaran kreativitasnya sudah luar biasa, dari mulai bentuk barang, itu kreasi yang bagus," ujarnya memuji hantaran yang telah dibentuk dan ditata oleh peserta.
Namun dia menyarankan agar lebih berhati-hati dalam menampilkan barang yang dijadikan hantaran, seperti barang-barang yang bersifat pribadi.
"Cuma kadang ada hal-hal yang tidak boleh ditampilkan misalnya pakaian dalam, itu tidak boleh tampil vulgar, selama ini masih ditampilkan vulgar," ucapnya.
Untuk ke depan dia berharap barang-barang seperti itu bisa dikemas sedemikian rupa sehingga tidak tampak vulgar.