Sambas Siap jadi Pengekspor Beras, Ini Indikator yang Harus Dipenuhi

Untuk kesiapan ekspor beras itu, tidak hanya dari segi ketersediaan atau kecukupan produksi, tetapi juga dari segi kualitas.

Penulis: Tito Ramadhani | Editor: Rizky Zulham
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/TITO RAMADHANI
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahan Pangan Kabupaten Sambas, Musanif 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Tito Ramadhani

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - Kepala Dinas Pertanian dan Ketahan Pangan Kabupaten Sambas, Musanif mengungkapkan, ada beberapa indikator kesiapan Kabupaten Sambas sebagai satu diantara daerah yang akan menjadi daerah pengekspor beras.

"Indikator untuk kelayakan kita mengekspor beras itu ada beberapa hal. Pertama, dari segi ketersediaan. Dari segi ketersediaan, kita Kabupaten Sambas kan sudah surplus. Sekitar 100 ribu ton beras kita surplus setiap tahun. Itu dari segi ketersediaan," ungkapnya saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (13/10/2017).

Lanjut Musanif, namun ada satu hal yang masih perlu menjadi perhatian bersama. Untuk kesiapan ekspor beras itu, tidak hanya dari segi ketersediaan atau kecukupan produksi, tetapi juga dari segi kualitas.

"Beras yang dibutuhkan di luar negeri itu kan beras yang berkualitas. Terutama dari segi varietas yang kita gunakan mempengaruhi rasa maupun dari segi pengolahan hasil. Dari segi pengolahan hasil, terus terang kita masih sangat memerlukan perbaikan-perbaikan. Karena untuk kualitas ekspor itu tentu saja membutuhkan beras kualitas premium atau dalam istilah kita itu beras kepala," jelasnya.

(Baca: BBPOM Sebut Produk Kosmetik Ilegal Banyak Berasal dari Eropa )

Beras hasil pertanian di Kabupaten Sambas saat ini, menurut Musanif, kebanyakan memang masih memproduksi beras lokal.

"Tidak dipisahkan masih antara beras yang patah dengan beras yang premium, karena sebagian besar memang masih ke sarana dan prasarana untuk itu masih kurang. Tapi kalau diminta oleh pemerintah pusat, kita akan ikut berpartisipasi dalam launching ekspor beras yang direncanakan Presiden nantinya di Sanggau, saat peringatan Hari Pangan Sedunia pada tanggal 19 Oktober 2017," terangnya.

Kendati belum mendapatkan kepastian, namun Musanif meyakini launching ekspor beras akan tetap terlaksana, karena didalam jadwal yang diterimanya tercantum kegiatan tersebut.

"Didalam jadwal ini ada rencana itu. Saya juga belum dapat kepastian, apakah rencana ini tetap dilaksanakan. Kayaknya jadi, kita tetap akan berpartisipasi kalau memang diperlukan untuk launching," ujarnya.

Musanif menambahkan, sejumlah wilayah perbatasan memang ditargetkan pemerintah pusat akan menjadi daerah penyuplai beras ekspor. Sehingga tidak perlu mendatangkan beras dari pulau Jawa.

"Pemerintah menganggap kita ini kan wilayah perbatasan, tidak hanya Sambas, tidak hanya Sanggau, juga termasuk wilayah-wilayah perbatasan lainnya," urainya.

Lanjutnya, harapan pemerintah pusat, agar daerah-daerah perbatasan bisa jadi penggerak ekspor beras ke luar negeri.

Dengan catatan bahwa dengan program yang ada sekarang, diharapkan daerah-daerah tersebut termasuk Kabupaten Sambas, bisa berswasembada pangan.

"Tujuan utamanya kalau menurut saya, mudah-mudahan ini sejalan dengan program kita. Tujuan utamanya supaya untuk meningkatkan kesejahteraan petani, itu tujuan utama untuk ekspor beras ini. Mudah-mudahan ini bisa menjadi sebuah kenyataan yang saya kira sangat membantu, apa lagi misalnya sekarang kondisi pasar terutama beberapa waktu yang lalu ada keluhan petani, harga gabah cukup turun. Namum alhamdulillah ini beberapa waktu terakhir ini sudah mulai membaik kembali harga gabah ini," jelasnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved