Raih Fellowship! Pemuda Asal Pontianak Ini Akan Jajaki Amerika Serikat

Hari akan berangkat pada tanggal 30 Agustus 2017 dan akan memperdalam pengetahuannya di bidang lingkungan hidup di Universitas Montana.

Istimewa
Hari Razaki Akbar bersama Duta Besar AS Joseph Donovan 

Citizen Reporter

Karen Schinnerer

Atase Kebudayaan Kedubes AS

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Hari Razaki Akbar, pemuda asal Pontianak, Kalimantan Barat terpilih menjadi peserta program Young Southeast Leaders Initiative (YSEALI ) Academic Fellowship dan akan berkuliah selama lima minggu di Amerika Serikat.

Hari akan berangkat pada tanggal 30 Agustus 2017 dan akan memperdalam pengetahuannya di bidang lingkungan hidup di Universitas Montana.

Total peserta YSEALI yang akan berangkat ke Amerika adalah 25 orang dari berbagai provinsi di Indonesia untuk angkatan musim gugur tahun ini.

Program YSEALI adalah program yang digagas pada tahun 2013 dan terbagi atas dua kategori, yaitu YSEALI Academic Fellowship dan YSEALI Professional Fellowship.

Karen Schinnerer, Atase Kebudayaan, Kedutaan Besar AS, menjelaskan program ini bertujuan membangun jiwa kepimpinan generasi muda di Asean mempererat hubungan Asia Tenggara dengan AS dan membina generasi muda di kawasan Asia Tenggara yang akan menjadi pemimpin masa depan Asean.

(Baca: Perkuat Demokrasi, FPIP Gelar Dialog

Program YSEALI Academic Fellowship dibuka bagi mahasiswa atau yang baru saja lulus dari universitas dengan usia 18-25 tahun untuk mengikuti perkuliahan selama lima minggu di beberapa universitas di Amerika Serikat.

Program YSEALI Professional Fellowship memberikan kesempatan bagi peserta yang berusia 25-35 tahun untuk bekerja selama lima minggu di lembaga nirlaba, lembaga pemerintahan dan kantor swasta di Amerika Serikat.

Berawal dari keprihatinannya terhadap kondisi bumi dan lingkungan hidup, Hari Razaki Akbar, mahasiswa Universitas Tanjung Pura, Pontianak, memiliki minat dan perhatian mendalam terhadap isu lingkungan hidup. Ia serius terlibat dalam aksi nyata mengurangi sampah di kotanya dan bersama rekan pemerhati lingkungan hidup menggagas proyek Trashformer untuk mengurangi jumlah sampah di Pontianak.

Trashformer adalah kegiatan mengolah sampah hingga menjadi barang-barang berharga yang layak jual dan layak pakai seperti tas tangan dari bungkus kemasan kopi atau kursi dari ban bekas.

Hari dan rekan aktivis juga mengadakan pelatihan sehari untuk para pelajar dan mengajarkan bagaimana mengolah sampah hingga menjadi barang-barang berharga.

Komunitas Trashformer mengadakan Pelatihan Sehari Pengolahan Sampah di Pontianak.

Sebelum terpilih sebagai peserta YSEALI Academic Fellowship, Hari melewati dua tahap proses seleksi diantaranya proses administrasi dan wawancara.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved