Pengawasan Paham Radikal dan Terorisme Harus Tersebar, Ini Paparan Anggota Dewan Sintang
Seperti misalnya personel Babinsa atau Babinkamtibmas itu, setiap desa harus ada satu personel yang profesional dna betul-betul bekerja.
Penulis: Jimmi Abraham | Editor: Jamadin
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Rizky Prabowo Rahino
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINTANG – Aksi terorisme yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia akhir-akhir ini memantik keprihatinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sintang. Pasalnya, para pelaku terorisme juga nekat menyerang aparat penegak hukum dan keamanan.
Anggota DPRD Sintang Heri Jambri menilai aksi nekat terorisme melakukan aksi penyerangan terhadap anggota Polri dan TNI lantaran dendam. Sudah tidak bisa dipungkiri bahwa Polri dan TNI merupakan musuh terorisme.
“TNI dan Polri itu musuh utama teroris. Karena keduanya menumpas segala bentuk terorisme. Alasan kedua, TNI dan Polri adalah kekuatan negara. Mungkin hitungan teroris, ketika ini lumpuh maka dengan sendirinya rakyat mudah dikuasai, begitu,” ungkapnya, Rabu (5/7/2017).
Politisi Hanura ini mengingatkan lebih baik mencegah daripada mengobati. Belajar dari peristiwa yang telah terjadi, intelejen negara harus lebih aktif dan maksimal bekerja. Pengawasan dan pemantauan tidak boleh hanya berada di satu titik yang dianggap rawan.
“Mestinya pengawasan paham radikal dan teroris memang harus tersebar. Seperti misalnya personel Babinsa atau Babinkamtibmas itu, setiap desa harus ada satu personel yang profesional dna betul-betul bekerja. Yang bisa mendeteksi keadaan warga di desa tempatnya bertugas,” katanya.
Hal ini menjadi harapan dirinya terhadap pemerintah sebagai upaya deteksi dini paham radikalisme yang jadi cikal-bakal terorisme. Deteksi dini tentu membantu upaya antisipasi terorisme.
Heri menambahkan saat ini rumor beredar di media sosial bahwa sudah ada satu orang asal Kabupaten Sintang terafiliasi jaringan teroris.
“Rumor itu mengatakan di Pontianak ada satu, di Sintang juga ada satu. Saya sih berharap itu hanya hoax dan tidak benar. Aanya informasi itu juga harus jadi peringatan bahwa mudahnya paham radikal berkembang, tidak hanya di kota namun juga sampai pelosok seperti Kabupaten Sintang ini,” tukasnya.