Polda Kalbar Catat 1.435 Kasus Selama Operasi Pekat

Karo Ops Polda Kalbar Kombes Pol Jayadi mengatakan, dalam operasi Pekat yang berlangsung selama 15 hari, yakni sejak 26 Mei -9 Juni, mengalami.....

Penulis: Zulkifli | Editor: Mirna Tribun
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/DESTRIADI YUNAS JUMASANI
Jajaran Polsek Pontianak Selatan saat menggelar operasi pekat di Cafe Jalan Setia Budi, Pontianak, Kalimantan Barat, Senin (5/6/2017) malam. Berdasarkan surat edaran Wali Kota Pontianak, jam operasional tempat hiburan malam sejak pukul 21.00 hingga 24.00 WIB. TRIBUN PONTIANAK/DESTRIADI YUNAS JUMASANI 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Zulkifli 

TRIBUN PONTIANAK.CO.ID,PONTIANAK - Dari hasil rekapitulasi data Polda Kalbar, menangani sebanyak 1.435 kasus, selama gelar operasi Penyakit Masyarakat (Pekat) 2017.

Jumlah ini melampaui jauh dari target yang ditetapkan sebanyak 132 kasus.

Karo Ops Polda Kalbar Kombes Pol Jayadi mengatakan, dalam operasi Pekat yang berlangsung selama 15 hari, yakni sejak 26 Mei - 9 Juni, mengalami peningkatan kasus yang cukup siginifikan.

"Kalau dibandingkan dengan tahun lalu, luar biasa, karena dari target saja sebanyak 132 kasus, ternyata hasilnya seribuan lebih dari berbagai jenis penyakit masyarakat ,"Ungkapnya Kamis (22/6/2017).

Baca: Kelakuan Mengerikan Dua Wanita Ini Tertangkap CCTV, Ini Yang Mereka Lakukan Pada Anak Kecil

Dari data tersebut, sejumlah kasus yang paling banyak di antaranya premanisme, 426 kasus, petasan 251 kasus, Miras 272 kasus, judi 57 kasus, Narkoba, 55 kasus, prostitusi 374 kasus, hasil ini berdasarkan, operasi di 13 Polres dan Satgas Polda Kalbar.

"Sehingga persentase kenaikanya 1.048 persen," ungkapnya.

Pihaknya menegaskan, keberhasilan mengungkap banyak kasus tersebut bukan berarti operasi Kambtibmas selesai dilaksanakan.

"Kita terus melakukan kegiatan kepolisian yang ditingkatkan, bagaimana penyakit masyarakat ini bisa kita tekan. Sehingga bisa memberikan perlindungan kepada masyarakat," ujarnya.

Dijelaskanya, operasi Pekat pada dasarnya menjamin aktivitas masyarakat, menjalankan ibadah puasa, tanpa ada gangguan dengan aktivitas Pekat.

Menurutnya dari evaluasi yang dilakukan peningkatan kasus, dalam operasi Pekat ini disebabkan beberapa faktor.

"Ada dua variabel, pertama dalam operasi, kehadiran anggota dilapangan tentu semakin banyak, otomatis intensitas nya juga semakin banyak. Kedua parameternya, jelang bulan puasa penyakit masyarakat cenderung mulai muncul contohnya petasan,"Ungkapnya.

Dikatakanya tindak lanjut dari operasi Pekat ini dilanjutkan operasi Ramadniya dalam rangka memberikan kenyamanan dan keamanan perayaan hari Raya Idul Fitri.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved