90 Persen Telur di Kalbar Berasal dari Singkawang
90 persen kebutuhan Kabupaten/Kota di Kalbar pada telur ini dipasok dari Kota Singkawang, jadi mereka yang menentukan stok dan harga.
Penulis: Try Juliansyah | Editor: Mirna Tribun
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINGKAWANG - Kepala dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Kalbar, Abdul Manaf melakukan pertemuan membahas penetapan harga telur, ayam potong dan daging bersama peternak ayam dan telur serta SKPD terkait di Kota Singkawang.
Dimana menurutnya ini penting karena 90 persen kebutuhan telur di Kalbar di suplai dari Kota Singkawang.
"90 persen kebutuhan Kabupaten/Kota di Kalbar pada telur ini dipasok dari Kota Singkawang, jadi mereka yang menentukan stok dan harga. Kebutuhan akan telur ini perharinya mencapai 125 ton atau sekitar 1,1 juta butir telur," ujarnya, Kamis (25/5/2017).
Menurutnya tentu harga di tiap wilayah tentunya akan berbeda, tergantung akan jarak dan segala macamnya.
Baca: Pertandingan Uji Coba Tim Sepakbola U-15 dan U-17 Kota Pontianak
Namun ada beberapa ketetapan yang harus disepakati misalnya harga penjualan telur dari kandang.
"Untuk harga dari kandang sekitar Rp 22 ribu dan untuk di tingkat konsumen sekitar Rp 25 ribu. Tentu ini akan berbeda di setiap daerah nantinya karena itu nanti kami juga akan adakan pertemuan dengan daerah lain untuk kesepakatan harga ini," tuturnya.
Tidak hanya telur, Kota Singkawang juga merupakan produsen Ayam Potong di Kalbar.
Karena itu kesepakatan akan harga ayam potong ini juga dibahas pada pertemuan tersebut.
"Untuk ayam potong, kota Singkawang ini menjadi penyuplai 60 persen dari kebutuhan seluruh kabupaten/kota di Kalbar. Dimana untuk hingga ke konsumen maksimal di patok dengan harga Rp 35 ribu perkilonya," tuturnya.
Pada kesempatan tersebut ia juga membahas penetapan kesempatan harga daging sapi dan kerbau.
Serta kesepakatan untuk tidak memotong sapi produktif.
"Untuk daging segar paling tinggi Rp 130 ribun kalau daging beku Rp 80 ribu , daging kerbau Rp 70 ribu perkilonya. Selain itu dilakukan juga Kesepakatan untuk tidak memotong sapi betina yang produktif," katanya.
Sementara itu, kepala dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kota Singkawang, Yusnita Fitriadi mengatakan penetapan harga tersebut tentu akan di godok terlebih dahulu. Agar nantinya tidak memberatkan satu diantara pihak saat penetepan harga telah disahkan.
"Tentu nanti ini akan digodok dari SKPD terkait, hingga nantinya di setujui oleh Walikota Singkawang," katanya.
Tentu saja ia berharap kebijakan harga yang diambil nanti dapat memberikan Manfaat kepada pihak-pihak terkait.
"Tentu kita berharap ini bisa bermanfaat bagi produsen dan konsumen, dan terpenting ketersedian barang bisa tercukupi," harapnya.