Surat Ahok dari Balik Jeruji, Isinya Bikin Veronica Tan Menangis

Veronica membacakan surat Basuki alias Ahok, saat jumpa pers di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (23/5/2017).

Editor: Rizky Zulham
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Istri Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, Veronica Tan (kanan) didampingi pengacara I Wayan Sudirta (kiri) menangis ketika memberikan keterangan kepada wartawan mengenai pengajuan banding atas putusan hakim, di Jakarta, Selasa (23/5/2017). Pengacara dan Basuki Tjahaja Purnama sepakat untuk tidak melanjutkan pengajuan banding terhadap putusan majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara atas vonis dua tahun penjara dalam kasus hukum dugaan penistaan agama. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, JAKARTA - Veronica Tan tampak menangis tak kuat menahan air matanya ketika membacakan surat dari Basuki Tjahaja Purnama yang ditulis dari ruang tahanannya di Mako Brimob, Depok, Jawa Barat.

Veronica membacakan surat Basuki alias Ahok, saat jumpa pers di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (23/5/2017).

"Pada saat kami sebagai keluarga memutuskan tidak banding, bapak minta saya untuk bacakan surat ini untuk semua...," ucap Veronica saat mendapat kesempatan bicara.

"Rumah tahanan Depok, Minggu 21 mei 2017.

Kepada relawan dan pendukung Ahok yang saya cintai, semua yang telah menjalani proses demokrasi di mana pun berada...

Saya telah banyak berpikir tentang kejadian yang saya alami, saya mau berterima kasih kepada suadara-saudara yang terus mendukung saya, kirim bunga, makanan..."

Veronica mulai tercekat untuk melanjutkan membaca surat Ahok tersebut. Dia kemudian terisak sambil memegang mikrofon.

Salah seorang kuasa hukum Ahok, I Wayan, membuka minum botol dan menyerahkannya kepada istri Ahok tersebut. Adik Ahok, Fifi, berusaha menenangkan kakak iparnya itu dengan memberikan tisu.

Berikut isi surat Ahok:

Rumah Tahanan Depok, Minggu 21 mei 2017

Kepada relawan dan pendukung Ahok yang saya cintai, semua yang telah menjalani proses demokrasi di mana pun berada.

Saya telah banyak berpikir tentang kejadian yang saya alami. Saya mau berterima kasih kepada saudara-saudara yang terus mendukung saya dalam doa, kiriman bunga, makanan, kartu ucapan, surat, buku-buku, bahkan dengan berkumpul dengan menyalakan lilin. Saya tahu tidak mudah bagi saudara menerima kenyataan seperti ini. Apalagi saya...

Tetapi saya telah belajar mengampuni dan menerima semua ini. Jika untuk kebaikan berbangsa dan bernegara, alangkah ruginya warga DKI dari sisi kemacetan dan kerugian ekonomi akibat adanya unjuk rasa yang menganggu lalu lintas.

Tidaklah tepat saling unjuk rasa dan demo dalam proses yang saya alami saat ini. Saya khawatir banyak pihak yang akan menunggangi jika para relawan berunjuk rasa, apalagi benturan dengan pihak lawan yang tidak suka dengan perjuangan kita.

Terima kasih telah melakukan unjuk rasa yang taat aturan dan menyalakan lilin perjuangan, konstitusi ditegakkan di NKRI dengan Pancasila dan UUD 1945 dan Bhineka Tunggal Ika.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved