Rawat Inap RSUD Sediakan 300 Tempat Tidur, Ini Penjelasan Sutarmidji

Saat ini sudah lebih dari 300 tempat tidur pasien jika dalam keadaan darurat. Tapi yang akan dimaksimalkan hanya 250 saja

Penulis: Syahroni | Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID / SYAHRONI
Menteri PAN-RB, Aswan dan Wali Kota Pontianak, Satarudin. 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Syahroni

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Wali Kota Pontianak Sutarmidji, menuturkan gedung rawat inap  RSUD Sultan Syarif Mohammad Alkadrie yang baru diresmikan  memiliki sekitar 300 tempat tidur pasien.

Namun menurut Midji untuk memberikan kenyamanan pada pasien yang ada, maka pihak RSUD hanya memaksimalkan 250 tempat tidur.

"Saat ini sudah lebih dari 300 tempat tidur pasien jika dalam keadaan darurat. Tapi yang akan dimaksimalkan hanya 250 saja. Karrna kite juga kekurangan tenaga untuk melayani pasien," ucap Midji, Selasa (14/3/2017).

Ditegaskan Midji alasannya hanya menggunakan 250 tempat tidur karena saat ini kekurangan tenaga. Sehingga ia tidak mau mengurangi nilai pelayanan yang ada.

"Dari infrastrukturnya bagus, tapi dari segi pelayanan jelek. Maka kita tidak mau itu. Kita hanya pakai 250 saja demi kenyamanan pasien yang ada," tegasnya.

Midji merincikan jika RSUD kebanggaan warga Pontianak itu akan ada 18 klinik. Bahkan ia katakan bedah syaraf pun sudah ada saat ini. Tapi diakui Midji kalau memang masih ada kelengkapan alat yang belum dipenuhi lantaran harganya mahal.

Untuk menunjang pelayanan, Pemkot diakuinya telah menyekolahkan kembali para dokter yang ada untuk mengambil spesialis.

"Untuk fasilitas saya pastikan sama semua. Untuk gedung baru ini karena kita memenuhi standar pelayanan BPJS yang mengharuskan ada kelas 1 hingga 3. Sehingga dibuatkanlah kamar yang sesuai administrasi BPJS," ujarnya.

Namun ia tegaskan bahwa untuk standar pelayanannya sama semua dan fasilitasnya sama semua. Hanya saja yang membedakan adalah. Kalau kelas 3 ada 6 tempat tidur, kelas 2 ada 4 bad san kelas 1 ada 2 bad, sedangkan FIV ada 1 tempat tidur.

Midji kembali mempertegas pembuatan kelas tersebut karena memenuhi standar BPJS saja. Tapi pasien akan mendapatkan pelayanan yang sama.

"Kita buat begitu karena mau memenuhi standar BPJS, karena mereka masyarakat membayar kelas 1-3. Kan marah masyarakat kalau dia bayar kelas 1 di BPJS tapi saat di kamar kita campurkan sampai enam orang," jelasnya.

Standar pelayanan yang ada di RSUD SSMA dibuat standar kelas 1 semua. Dengan setiap ruangan ada AC dan kamar mandi yang dilengkapi keran air untuk mandi.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved