Liputan Khusus
Waduh, Terkena Gigitan Anjing Gila Bisa Menyebabkan Hilang Ingatan
Rabies sendiri menyerang jaringan hingga susunan syaraf pusat (SSP). Kemudian, hal inilah yang bisa menimbulkan kejang hingga bisa kehilangan ingatan.
Penulis: Ayu Nadila | Editor: Mirna Tribun
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Rabies ada pada hewan. Terutama hewan liar seperti anjing, kucing, kera, yang di luar pemeliharaan. Hewan-hewan ini, harusnya dilakukan vaksinasi serum antirabies. Selain hewan, orangnya juga harus divaksin agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Serum antirabies ini bisa didapatkan di dokter hewan dan juga rumah sakit. Tapi tidak semua rumah sakit memiliki. Kasus yang terbanyak itu ada di Melawi, Ketapang, dan Kayong Utara.
Kami dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kalbar dan Kota Pontianak, telah melakukan rapat koordinasi bersama Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, bahwa kami sepakat suntik serum antirabies ini dibayarkan oleh pemerintah.
"Jadi sifatnya gratis. Adapun pertolongan pertama, jika telah terkena gigitan yaitu harus dibawa langsung ke rumah sakit untuk mendapatkan suntikan antirabies. Sedangkan hewan penular rabies (HPR) diamankan, serta dilihat apakah terjangkit rabies atau tidak," ujar dr Berli Hamdani GS MPPM, Ketua IDI Kalbar kepada Tribun.
Masa inkubasinya pun bisa selama 20-30 hari. Rabies sendiri menyerang jaringan hingga susunan syaraf pusat (SSP). Kemudian, hal inilah yang bisa menimbulkan kejang hingga bisa kehilangan ingatan.
Yang lebih serius lagi bahkan bisa meninggal dunia. Sejauh ini yang kita tahu cara untuk menanganinya yaitu dengan suntik antirabies ini. Perlakuannya juga sama saja, serum disuntikkan di perut sekitar pusar.
Lokasi penggigitan tak mengenal perbedaan walaupun mengenai tulang tetap saja akan sampai ke syaraf pusat. Selama ini yang banyak terkena gigitan adalah orang dewasa, karena rata-rata orang dewasa bermobilisasi.
Mungkin ke anak- anak juga tetapi dengan jumlah yang tidak banyak. Sebenarnya Kalimantan Barat secara spesifik terbebas dari rabies. Desember kemarin malah telah mendapatkan sertifikat.
Terjadi lagi rabies di Kalbar dikarenakan sementara ini kita berbatasan dengan Kalimantan Tengah yang menjadi provinsi endemi atau tempat berkembangnya virus ini sehingga bisa masuk juga ke Kalbar.
Tak masalah perbatasan darat atau laut, jika ada masyarakat kita yang pergi keluar daerah apalagi daerah endemi bisa saja terkena. Kemarin sempat yang katanya 80 orang di Ketapang terkena.
Setelah ditelusuri ternyata mereka melakukan perniagaan keluar daerah. Hal inilah yang harus diperhatikan. Intinya untuk penangan hal ini harus dilakukan secepat mungkin jangan sampai pertolongan dilakukan terlambat. (Baca juga:Rabies Hantui Ketapang dan Melawi, Sudah 18 Orang Meninggal)
Ikuti perkembangan beritanya di topik: Liputan Khusus