Ragam Contoh

Cara Kerja Deepfake yang Berbahaya, Teknologi Berbasis AI di Kehidupan Nyata

Deepfake adalah teknologi berbasis AI yang mampu menciptakan konten digital baik berupa gambar, video, maupun suara yang sangat realistis

YouTube Pemikir Tua
TEKNOLOGI AI - Deepfake adalah teknologi berbasis AI yang mampu menciptakan konten digital baik berupa gambar, video, maupun suara yang sangat realistis, seolah-olah dibuat atau dilakukan oleh orang sungguhan.  

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID- Kemajuan teknologi, khususnya di bidang kecerdasan buatan (AI), memang membawa banyak manfaat bagi kehidupan manusia. Namun, tidak semua inovasi selalu berdampak positif. 

Di balik kemudahan dan kecanggihan yang ditawarkan, beberapa teknologi justru membuka celah baru bagi penyalahgunaan. Salah satu contohnya adalah teknologi deepfake.

Apa itu Deepfake?

Deepfake adalah teknologi berbasis AI yang mampu menciptakan konten digital baik berupa gambar, video, maupun suara yang sangat realistis, seolah-olah dibuat atau dilakukan oleh orang sungguhan. 

Dengan memanfaatkan algoritma pembelajaran mesin (machine learning) dan jaringan saraf tiruan (deep learning), teknologi ini bisa meniru wajah, ekspresi, gerakan tubuh, bahkan suara seseorang dengan tingkat presisi yang mengesankan.

Sekilas, deepfake mungkin tampak seperti alat hiburan atau kreatif, misalnya untuk membuat parodi atau konten visual yang menarik. Namun, dalam praktiknya, teknologi ini juga menyimpan potensi ancaman serius.

7 Aplikasi Pengganti Google Maps Terbaik, Gratis dan Akurat untuk Navigasi

Deepfake bisa disalahgunakan untuk tujuan yang merugikan, seperti:

Menyebarkan informasi palsu (disinformasi)
Misalnya, membuat video seolah-olah tokoh publik atau pejabat negara mengatakan sesuatu yang kontroversial padahal tidak pernah terjadi.

Kejahatan digital dan pemerasan
Deepfake telah digunakan dalam kasus pemalsuan identitas digital untuk menjatuhkan reputasi seseorang, menyebarkan video palsu yang bersifat pribadi, atau bahkan melakukan penipuan.

Manipulasi opini publik
Konten deepfake yang tersebar di media sosial dapat memicu kebingungan, memperkeruh situasi politik, atau memecah belah masyarakat.

Pelanggaran privasi dan pelecehan
Dalam beberapa kasus, wajah individu dipasang secara paksa ke dalam video atau gambar eksplisit, yang kemudian disebarluaskan tanpa izin.

Karena kemampuan manipulatifnya yang luar biasa, deepfake menjadi tantangan baru di era digital, terutama dalam hal keaslian informasi dan keamanan data pribadi.

Deepfake dan Cara Kerjanya

Istilah “deepfake” berasal dari penggabungan kata “deep learning” dan “fake”.

Deep learning: bagian dari AI yang menggunakan algoritma untuk mengubah atau membuat konten visual dan audio.

Fake: menunjukkan bahwa konten yang dihasilkan adalah buatan dan tidak autentik.

Berbeda dengan gambar atau video yang diedit manual (misal menggunakan Photoshop), deepfake dibuat menggunakan algoritma khusus yang menggabungkan rekaman lama dengan baru.

Prosesnya biasanya menggunakan Generative Adversarial Network (GAN), terdiri dari dua algoritma: generator dan diskriminator.

Generator membuat konten palsu.

Diskriminator mengevaluasi dan meningkatkan kualitas agar mendekati aslinya.

Contohnya: wajah seseorang dianalisis dari berbagai sudut, kemudian digunakan untuk membuat versi “tiruan” di video lain. Video deepfake juga menganalisis perilaku, gerakan, dan pola bicara dari sumber asli untuk menciptakan hasil yang realistis.

Bisa Memalsukan Wajah dan Suara

Deepfake dapat meniru:

  1. Wajah: ekspresi, gerakan bibir, dan perspektif visual.
  2. Suara: intonasi dan ucapan asli, bahkan bisa disinkronkan dengan gerakan bibir (lip-sync).

Biasanya dibuat dengan dua cara:

  1. Mengompilasi konten asli yang menampilkan individu.
  2. Face swap: menukar wajah individu ke konten lain.

Audio deepfake mengikuti prinsip serupa: AI belajar dari pola suara orang tersebut untuk menciptakan rekaman baru yang terdengar alami.

ALASAN TikTok Aktifkan Lagi Fitur Siaran Langsung, Apakah Masih Bisa Live Aksi Demonstrasi?

Bahaya Deepfake di Kehidupan Nyata

Konten deepfake berpotensi disalahgunakan untuk:

  • Penipuan
  • Pemaksaan
  • Merusak nama baik
  • Membuat materi pornografi

Contoh penyalahgunaan:

  • Mark Zuckerberg menunjukkan “pengguna” Facebook secara palsu.
  • Joe Biden dikaitkan dengan penurunan kemampuan kognitif sebelum pemilu 2020.
  • Foto Paus Fransiskus mengenakan mantel tebal.
  • Donald Trump dalam konflik dengan aparat kepolisian.
  • CEO Facebook dalam orasi tentang dampak negatif perusahaannya.
  • Video Ratu Elizabeth menari sambil berpidato mengenai teknologi.

Tips Mendeteksi Konten Deepfake

Dihimpun dari TechTarget, beberapa cara mengenali deepfake:

Pergerakan wajah atau mata: wajah terlihat aneh, mata jarang berkedip.
Pencahayaan atau bayangan: pencahayaan tidak natural, terlihat aneh saat diperbesar.
Keselarasan bibir dan suara: perbedaan antara gerakan bibir dan audio menunjukkan video palsu.

- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp

!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved