Breaking News

Yustinus Pastkan Guru Tak Direpotkan dalam Distribusi Program Makan Bergizi Gratis

Ia berharap mekanisme pembagian tersebut bisa berjalan teratur tanpa mengganggu aktivitas utama guru dalam proses belajar mengajar. 

Penulis: Agus Pujianto | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ISTIMEWA
TINJAU MBG - Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sintang, Yustinus meninjau pendistribusian Makan Bergizi Gratis di SMKN 1 Sintang. Yustinus menegaskan, penunjukan guru sebagai penanggung jawab distribusi MBG tidak menjadi persoalan dan tidak terlalu membebani tugas mereka di sekolah. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINTANG - Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sintang, Yustinus, menanggapi Surat Edaran Badan Gizi Nasional (BGN) yang mewajibkan setiap sekolah penerima manfaat Makan Bergizi Gratis (MBG) menunjuk 1 sampai 3 guru sebagai penanggung jawab distribusi makanan. 

Para guru yang ditunjuk sebagai person in charge (PIC) akan menerima insentif sebesar Rp100.000 per hari penugasan. 

Yustinus menegaskan, penunjukan guru sebagai penanggung jawab distribusi MBG tidak menjadi persoalan dan tidak terlalu membebani tugas mereka di sekolah. 

Sebab, seluruh proses memasak dan penyediaan makanan dilakukan di dapur umum yang dikelola oleh tim MBG di bawah koordinasi BGN. 

“Sekolah hanya membagikan saja. Karena untuk urusan memasak sudah ditangani oleh dapur yang disiapkan. Guru hanya punya tanggung jawab membagikan makanan ke siswa di kelas masing-masing saat jam istirahat,” jelas Yustinus. 

Disdikbud Sintang Gelar Seleksi Penghargaan GTK, Berikut Daftar Peserta yang Terpilih

Ia berharap mekanisme pembagian tersebut bisa berjalan teratur tanpa mengganggu aktivitas utama guru dalam proses belajar mengajar. 

“Mudah-mudahan ini bisa teratur dan tidak mengganggu tanggung jawab guru sebagai pendidik. Bukan berarti kita menolak arahan dari pusat, justru ini bentuk tanggung jawab moral guru kepada murid-muridnya. Karena mereka juga harus memastikan makanan yang dibagikan aman dikonsumsi,” ujarnya. 

Yustinus juga menekankan pentingnya pengawasan dari pihak sekolah untuk memastikan keamanan makanan yang diterima siswa.

“Kita harus tetap mengawasi. Jangan sampai seperti di daerah lain ada kasus keracunan," tegasnya. 

Sementara itu, Zamzami, Koordinator Wilayah Kabupaten Sintang dari Badan Gizi Nasional, menjelaskan bahwa hingga saat ini sudah ada dua dapur operasional MBG yang aktif, yakni di SPPG Sintang Sungai Tebelian Al-Iman dan Sungai Ringin. 

“Dua dapur itu sudah beroperasi sejak 17 Februari lalu. Selanjutnya, satu dapur lagi akan segera dibuka di wilayah Tanjung Puri,” kata Zamzami. 

Namun demikian, Zamzami mengakui bahwa tiga dapur tersebut belum mampu mencakup seluruh wilayah Kabupaten Sintang

“Idealnya Sintang membutuhkan sekitar 40 dapur agar seluruh kecamatan bisa terlayani. Saat ini kita masih dorong keterlibatan investor, terutama di wilayah Kelam dan Merakai,” jelasnya. 

Zamzami menegaskan bahwa kualitas bahan baku dan keamanan makanan menjadi prioritas utama. 

“Sebelum dikirim, makanan harus diperiksa suhu dan kondisinya. Setibanya di sekolah, PIC wajib mencicipi lebih dulu. Jika ada tanda tidak layak, seperti bau busuk, semua makanan langsung ditarik dan diganti,” tegasnya. (*)

- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp

!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved