Guru Pontianak Mendunia
Gagal 118 Kali Tak Menyerah, Guru SMPN 13 Pontianak Raih Penghargaan Dunia dari UNESCO
Sebelum menembus prestasi internasional, ia pernah gagal sebanyak 118 kali saat melamar beasiswa ke luar negeri.
Selain itu, LM Notebook dilengkapi fitur podcast edukatif, sehingga siswa bisa menikmati pembelajaran seolah sedang menonton video, namun tetap fokus pada isi materi pelajaran.
Apresiasi UNESCO dan Pemerintah Indonesia
Yudha bersaing dengan ribuan pendidik dari berbagai negara di ajang CES 2025.
Melalui seleksi ketat berupa video pengajaran, esai inovasi, serta deskripsi program pembelajaran, ia berhasil mencuri perhatian juri dari UNESCO dan GIoCT.
“Yang membuat saya bangga, penghargaan ini diberikan langsung oleh lembaga kredibel di bawah PBB, dan saya satu-satunya dari Indonesia,” ujarnya.
Dalam acara penganugerahan di markas besar UNESCO, Paris, Indonesia diwakili oleh Duta Besar RI untuk Prancis, Mohamad Oemar, yang turut hadir untuk memberi dukungan.
Menginspirasi Ribuan Guru Indonesia
Tak hanya di ruang kelas, Yudha juga aktif berbagi ilmu kepada ribuan pendidik di seluruh Indonesia.
Sejak 2020, ia telah menyelenggarakan lebih dari 20 ribu pelatihan daring (webinar) tentang teknologi dan inovasi pembelajaran.
“Waktu itu belum banyak pelatihan online. Saya ingin guru-guru Indonesia bisa berkembang dan percaya diri berinovasi,” ujarnya.
Bagi Yudha, pendidikan adalah panggilan jiwa. Ia berharap pemerintah lebih banyak melibatkan para ahli pendidikan dalam penyusunan kebijakan, agar kebijakan benar-benar berpihak pada kualitas pembelajaran.
!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.