TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KETAPANG - Anggota Manggala Agni Daops Kalimantan X Ketapang Balai Dalkarhut Wilayah Kalimantan, Fitria Sri Handayani menerima penghargaan Wana Lestari Terbaik 1 Kategori Manggala Agni.
Tak hanya Fitria, Masturi selaku Masyarakat Peduli Api (MPA) Desa Sungai Besar, Kecamatan Matan Hilir Selatan Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat turut menerima penghargaan yang sama yakni Terbaik 1 Kategori MPA.
Kedua nya diumumkan sebagai penerima Penghargaan Teladan Wana Lestari 2025, di Jakarta beberapa waktu lalu.
Penganugerahan yang digelar Kementerian Kehutanan ini menjadi momen penuh haru dan kebanggaan bagi para pejuang hutan dari berbagai penjuru negeri.
Manggala Agni, pasukan elit pemadam kebakaran hutan dan lahan, kembali diakui kontribusinya dalam menjaga alam Indonesia.
Mereka dikenal sebagai garda terdepan yang berhadapan langsung dengan kobaran api di hutan-hutan terpencil, dari Sumatera hingga Papua.
• Kapolres Ketapang Pimpin Pelaksanaan Upacara Peringatan Hari Juang Polri
“Ini bukan sekadar penghargaan untuk kami, tapi untuk semua yang pernah atau sedang berdiri di tengah kepulan asap, menahan panas, dan tidak menyerah sampai api benar-benar padam," kata Anggota Manggala Agni Daops Kalimantan X Ketapang, Fitria, Kamis 21 Agustus 2025.
Sebagai seorang wanita penerima penghargaan Wana Lestari Mangala Agni di tingkat nasional, Fitria mengaku penghargaan ini bukan hanya pengakuan atas kerja keras dan dedikasi dalam menjaga kelestarian hutan dan lingkungan.
Tetapi juga menjadi bukti nyata bahwa wanita pun mampu berkarya dan memberikan kontribusi besar dalam bidang yang biasa didominasi oleh kaum pria.
"Semoga penghargaan ini menjadi inspirasi bagi seluruh wanita Indonesia untuk terus berkarya dan membuktikan bahwa dengan semangat dan dedikasi, kita mampu menciptakan karya-karya luar biasa yang bermanfaat bagi bangsa dan negara,” jelasnya.
Tak kalah menginspirasi, MPA kelompok sukarelawan desa yang telah bertahun-tahun menjadi perisai pertama melawan karhutla juga naik ke panggung kehormatan.
Dengan semangat gotong royong, mereka patroli siang dan malam memadamkan api kecil sebelum berubah menjadi bencana besar. Serta turut mengedukasi warga untuk tidak membakar lahan secara sembarangan.
“Kami hanya ingin desa kami tetap hijau, anak-anak bisa menghirup udara bersih, dan sungai tetap mengalir jernih. Kalau kami tidak menjaga, siapa lagi ?," tutur Masturi.
Apresiasi juga disampaikan oleh Kepala Seksi Wilayah II Pontianak - Balai Dalkarhut Wilayah Kalimantan, Sahat Irawan Manik, S.H.,M.M, yang mengaku bangga kepada Fitria Srikandi Manggala Agni Daops Kalimantan X Ketapang serta Masturi dari MPA Desa Sungai Besar yang telah berhasil meraih penghargaan Wana Lestari 2025.
Keberhasilan ini, menurutnya adalah bukti nyata bahwa semangat, keberanian, dan kerja sama yang tulus dapat menghadirkan perubahan besar dalam menjaga kelestarian hutan dan mencegah kebakaran hutan serta lahan.
Irawan menyebut, Srikandi Manggala Agni adalah simbol ketangguhan perempuan penjaga hutan, yang berdiri di garda terdepan bersama anggota Manggala Agni lainnya.
Begitu pula masyarakat peduli api, yang dengan kearifan lokal dan gotong royong, telah menjadi benteng kuat dalam menjaga lingkungan dari ancaman api.
"Semoga prestasi ini menjadi inspirasi bagi kita semua untuk terus berkomitmen, memperkuat sinergi, dan menjaga hutan Indonesia tetap hijau, lestari, serta memberikan kehidupan bagi generasi yang akan datang,” ujar Irawan Manik.
Menteri Kehutanan, dalam pidatonya, menegaskan bahwa penghargaan ini adalah bentuk apresiasi negara kepada para pejuang lingkungan.
“Manggala Agni dan Masyarakat Peduli Api adalah teladan nyata. Mereka bekerja dengan hati, mengorbankan waktu, tenaga, bahkan nyawa demi kelestarian hutan kita. Mereka membuktikan bahwa melindungi alam adalah tugas mulia yang harus kita lakukan bersama,” ujarnya.
Penganugerahan Teladan Wana Lestari 2025 ini bukan hanya seremoni, melainkan pengingat bahwa menjaga hutan berarti menjaga kehidupan.
Perjuangan Manggala Agni dan MPA adalah kisah yang patut diceritakan berulang kali. Kisah tentang keberanian, pengorbanan, dan cinta tak bersyarat pada bumi pertiwi.
Di luar gedung, para penerima penghargaan membawa pulang bukan sekadar piagam atau piala, tetapi juga amanah besar untuk terus menjadi penjaga api sekaligus penjaga harapan. (*)
- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp
!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!