Mengapa Satelit Kecil Uranus Sulit Terdeteksi?
Keberhasilan James Webb menemukan bulan baru Uranus menjadi bukti betapa sulitnya mendeteksi benda langit kecil di sekitar planet besar.
Cahaya pantulannya sangat lemah, sehingga mudah tersamar oleh kecerahan Uranus itu sendiri.
Voyager 2, satu-satunya wahana yang pernah mendekat ke Uranus pada 1986, bahkan tidak bisa menangkap keberadaannya.
Faktor Penyebab Kesulitan Deteksi:
- Ukuran mini: Diameter hanya sekitar 10 km, jauh lebih kecil dibandingkan satelit besar seperti Titania atau Oberon.
- Cahaya redup: Hampir tak terlihat dari teleskop berbasis Bumi.
- Posisi orbit dekat: Satelit kecil Uranus biasanya mengorbit sangat dekat dengan planet, sehingga tersamar oleh cahaya planet induknya.
Dengan teknologi inframerah milik James Webb, hambatan ini berhasil diatasi.
Kamera canggihnya mampu membaca perbedaan cahaya sekecil apa pun, meski di tengah kegelapan kosmik.
Uranus dan Koleksi Satelitnya
Sebelum penemuan ini, Uranus diketahui memiliki 28 satelit alami.
Nama-namanya diambil dari tokoh dalam karya William Shakespeare dan Alexander Pope, mulai dari Titania, Oberon, Ariel, hingga Miranda.
Setengah dari total satelit tersebut berukuran kecil dan mengorbit dekat, membentuk lingkaran satelit yang rumit.
Dengan tambahan bulan baru ini, total satelit Uranus kini menjadi 29.
Walau masih belum memiliki nama resmi, satelit mini tersebut diyakini akan segera mendapatkan identitas sesuai tradisi penamaan dari tokoh sastra.
Makna Penemuan Bagi Ilmu Pengetahuan
Penemuan satelit baru Uranus bukan hanya soal penambahan jumlah.