Selama tinggal bersama R di Pinrang, Simpatri benar-benar konsisten menjaga kedoknya. 

Ia tak pernah melepas cadar, kecuali saat mandi. 

Bahkan suaranya yang mirip perempuan membuat R sama sekali tidak curiga.

“Jadi laki-laki ini tidak pernah tahu karena si tersangka selalu bercadar. Suaranya pun menyerupai perempuan,” jelas Kapolsek Lembang, Iptu Muh Ridwan Mustari.

Faktor ini pula yang membuat keluarga korban sulit mendeteksi kebohongan sejak awal. 

Selama pacaran online, R hanya mengenal Widya lewat layar ponsel dengan cadar yang sama.

Hukuman Menanti Simpatri

Kini, penyamaran itu sudah berakhir. Simpatri alias Widya resmi ditahan di Polres Pinrang.

Ia dijerat Pasal 378 KUHP Juncto Pasal 64 KUHP tentang penipuan berkelanjutan dengan ancaman hukuman hingga empat tahun penjara.

Meski demikian, kasus ini menyisakan luka mendalam bagi R dan keluarganya. 

Kepercayaan yang mereka berikan berujung pada penghinaan di depan publik.

“Korban masih sangat terpukul. Ini bukan hanya soal uang, tapi juga martabat keluarga yang merasa dipermalukan,” ujar salah satu kerabat R.

Fenomena Cinta Online dan Penipuan Identitas

Kasus ini membuka mata banyak orang tentang bahaya cinta online tanpa verifikasi yang jelas. 

Kemudahan berkomunikasi lewat aplikasi media sosial sering kali membuat seseorang terlalu percaya pada identitas maya yang ditampilkan.