Post Test PPG

KUNCI Jawaban Soal Post Test PPG 2025 Modul 1 PSE 3 Rangkaian Buat Jurnal Guru PPG

Penulis: Madrosid
Editor: Madrosid
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

MODUL PSE - Soal latihan post test lengkap dengan kunci jawaban pada modul 1 pse 3. Seluruh soal sudah dilengkapi dengan kunci jawaban sebagai panduan dalam mengerjakan jurnal untuk peserta PPG 2025.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Pendidikan Profesi Guru (PPG) tahun 2025 menghadirkan tantangan baru,  melalui Post Test modul yang menjadi bagian penting dalam penyelesaian tugas. 

Peserta PPG diwajibkan menyusun jurnal yang diawali dengan pengerjan sejumlah soal pada modul PSE.

Pada Modul 1 PSE 3 Pembelajaran Sosial Emosional, penguasaan materi menjadi kunci untuk melengkapi jurnal tugas yang menjadi syarat kelulusan.

Untuk membantu Bapak/Ibu guru yang tengah mengikuti program PPG, kami telah merangkum soal-soal latihan terbaru yang sering muncul dalam Post Test Modul 1 PSE 3.

Kumpulan soal ini disajikan dalam format pilihan ganda, dirancang khusus untuk menguji pemahaman Anda terhadap konsep dan penerapannya dalam situasi nyata di sekolah.

Tidak perlu khawatir, setiap soal dalam artikel ini sudah dilengkapi dengan kunci jawaban dan pembahasan rinci.

Hal ini bertujuan untuk memudahkan Anda dalam belajar, sehingga Anda tidak hanya mengetahui jawaban yang benar, tetapi juga memahami alasan di baliknya.

Bertujuan untuk lebih siap dan percaya diri dalam menghadapi Post Test dan menyusun jurnal tugas yang efektif. 

Mari kita pelajari bersama dan pastikan Anda melangkah sukses di Program PPG 2025

Baca juga: 45 Soal dan Jawaban PTS Bahasa Indonesia Kelas 8 SMP Semester Ganjil Kurikulum Merdeka Tahun 2025

Soal Post Test PPG Modul 1 PSE 3

1. Anda adalah guru IPA SD yang ingin mengajarkan konsep daur ulang dan pengelolaan sampah kepada siswa kelas IV untuk menerapkan experiential learning. Anda merancang proyek "Eco-Project", yang bertujuan untuk mempelajari pengelolaan sampah, pembuatan karya produk daur ulang sederhana dari sampah, dan presentasi hasil karya yang akan ditampilkan dalam pameran. Anda melibatkan guru Prakarya, Bahasa Indonesia, dan BK untuk mendukung berbagai aspek proyek, serta melibatkan orang tua untuk mendukung pengumpulan bahan baku dan mengundangnya hadir di pameran. Namun, muncul keluhan dari guru yang merasa khawatir akan mengganggu jam pelajarannya. Selain itu, siswa dan orang tua juga mengeluh karena harus mengumpulkan barang daur ulang dari rumah dan orang tua merasa terbebani harus membantu kegiatan ini di tengah kesibukan, sementara anak- anak dianggap belum mampu mengerjakan tugas ini secara mandiri. Bagaimana Anda mengatasi situasi ini?

A. Menyicil pengumpulan benda daur ulang dan membuat kegiatan A prakarya di sekolah dengan bimbingan guru sehingga tidak membebani orang tua.
B. Melakukan diskusi dengan perwakilan orang tua siswa dan guru untuk B memahami kesulitan dan mendapatkan solusi yang saling mendukung agar proyek dapat berjalan.
C. Mengalihkan kegiatan proyek menjadi pembelajaran interaktif di kelas, seperti penayangan video, diskusi, dan penjelasan guru tentang daur ulang dan pengelolaan sampah.
D. Mengurangi cakupan proyek dengan kegiatan daur ulang sampah dari barang-barang yang dapat ditemui di sekolah sehingga siswa tidak perlu membawa barang dari rumah.
E. Tetap melaksanakan proyek ini sesuai dengan rencana dan menjelaskan kembali tujuan kegiatan ini serta meyakinkan orang tua mengenai manfaat yang akan siswa peroleh.

Jawaban: B

2. Pada pertengahan semester, Anda melihat banyak siswa tampak lelah, kurang fokus, dan tidak bersemangat. Sebagai wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, Anda bersama guru BK merancang program "Cinta Diri dan Kesehatan Mental" untuk membantu siswa mengelola stres melalui kegiatan refleksi dan relaksasi yang disisipkan di sela pembelajaran. Agar program berjalan optimal, guru perlu mengikuti pelatihan singkat sebagai fasilitator di kelas. Namun, saat rencana ini disampaikan kepada guru mata pelajaran, muncul beberapa penolakan. Mereka menilai kondisi siswa adalah hal yang wajar bagi remaja, bukan tanggung jawab sekolah, dan merasa program ini bisa mengganggu waktu belajar. Salah satu guru bahkan berkomentar, "Anak-anak zaman sekarang memang begitu, jangan dibesar-besarkan. Itu urusan orang tua, bukan sekolah." Bagaimana Anda mengatasi situasi ini?

A. Menyampaikan kembali rencana program dalam forum guru, menekankan manfaatnya, dan membuka ruang bagi guru yang bersedia untuk terlibat, sambil tetap menghormati pendapat guru lain.
B. Menyusun strategi komunikasi berbasis data bersama guru BK, lalu B mengadakan diskusi bersama para guru lain agar memahami urgensi program dan membuat kesepakatan agar tidak membebani.
C. Menjelaskan kembali tujuan program dengan empatik dan berbasis data dalam diskusi para guru, mendengarkan kekhawatiran mereka, dan mendiskusikan solusi agar program dapat dijalankan.
D. Menyarankan agar program tetap tersedia sebagai pilihan sukarela bagi siswa yang merasa perlu, tanpa melibatkan guru mata pelajaran secara langsung untuk menjaga kenyamanan semua pihak.
E. Memilih untuk menunda pelaksanaan program dan mengamati situasi E lebih lanjut, sambil berharap kesadaran tentang pentingnya kesehatan mental akan tumbuh seiring waktu di kalangan guru.

Jawaban: C

3. Dalam pelajaran IPS di kelas VII, Anda membagi siswa ke dalam beberapa kelompok untuk mendiskusikan peristiwa penting dalam sejarah. Di salah satu kelompok, Ardi tampak tidak aktif. la duduk diam dan tampak ragu-ragu saat teman- temannya berdiskusi. Anda mengetahui bahwa Ardi adalah siswa yang pendiam dan sering merasa canggung dalam situasi sosial. Setelah Anda tanyakan secara pribadi, Ardi mengaku takut salah bicara dan khawatir dijadikan bahan ejekan. Anda ingin membantunya agar lebih percaya diri dan terlibat aktif, tetapi juga tidak ingin membuatnya merasa dipaksa atau diperhatikan secara berlebihan oleh teman- temannya. Bagaimana strategi yang akan Anda terapkan?

Halaman
12

Berita Terkini