TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Ketenangan permukaan sungai di Zimbabwe saat itu menyimpan bahaya yang tak terduga.
Paul Templer, seorang pemandu wisata berpengalaman, nyaris kehilangan nyawanya setelah diserang kuda nil saat mencoba menyelamatkan rekannya.
Tubuhnya sempat masuk ke dalam tenggorokan kuda nil hingga sebatas pinggang, sebelum akhirnya disemburkan keluar.
Serangan brutal itu tak berhenti di situ, Templer kembali diterkam dan dicabik selama lebih dari tiga menit.
Meski mengalami luka parah di lengan, paru-paru, dan kaki, ia berhasil bertahan hidup berkat keberanian seorang pemandu magang yang menyelamatkannya.
“Saya memilih bertahan, tapi rasa sakitnya luar biasa,” kenang Templer.
Pengalamannya kini menjadi pengingat nyata bahwa alam liar menyimpan risiko besar, bahkan dari hewan yang tampak jinak sekalipun.
• Jejak Kecerdasan Manusia Purba Neanderthal, Pabrik Lemak 120.000 Tahun Lalu di Tepi Danau Jerman
[Cek Berita dan informasi berita viral KLIK DISINI]
Apa yang Terjadi Saat Templer Diserang Kuda Nil?
Bagaimana Serangan Mengerikan Itu Terjadi?
Peristiwa itu terjadi pada 9 Maret 1996, ketika Paul Templer berusia 28 tahun.
Hari itu, ia menggantikan temannya memimpin tur menyusuri sungai yang dikenal sebagai habitat alami kuda nil.
Dalam kelompoknya terdapat enam turis dan tiga pemandu magang. Awalnya, semuanya berjalan lancar, sampai salah satu kano keluar dari jalur.
Kano tersebut justru mendekat ke arah kawanan kuda nil, termasuk seekor induk dan anaknya.
Salah satu pemandu magang bernama Evans terjatuh ke sungai dan hanyut ke arah kuda nil.
Templer segera bereaksi dan mendayung cepat untuk menyelamatkan Evans.
Namun, tanpa disangka, ancaman datang menghampirinya dengan kecepatan luar biasa.
“Saya melihat gelombang seperti torpedo datang ke arah saya. Saya tahu itu kuda nil,” ujar Templer, dikutip dari CNN 12 April 2023.
Ia mencoba menghalau hewan itu dengan memukul air, namun belum sempat menarik Evans, seekor kuda nil muncul dari bawah permukaan air dan langsung menerkam tubuhnya.
Apa yang Dirasakan Templer Saat Masuk Tenggorokan Kuda Nil?
Serangan itu tidak seperti yang pernah dibayangkan Templer sebelumnya.
Tubuhnya sempat masuk ke dalam mulut kuda nil hingga sebatas pinggang.
Ia menggambarkan kondisi itu sebagai suasana gelap, sunyi, dan penuh tekanan.
“Saya sadar, tubuh saya masuk ke tenggorokan kuda nil hingga pinggang,” kenangnya.
Untungnya, dalam beberapa detik, kuda nil itu menyemburkan tubuh Templer keluar.
Namun penderitaannya belum berakhir. Saat ia kembali mencoba menyelamatkan Evans, serangan kedua datang.
Kali ini, kuda nil menggigitnya secara horizontal dengan kepala di satu sisi mulut dan kaki di sisi lainnya.
“Dia mengamuk seperti anjing ganas yang mencabik-cabik boneka kain,” kata Templer.
Selama lebih dari tiga menit, ia digigit dan dicabik berulang kali, hingga tubuhnya remuk.
• Tetap Bedah di Tengah Gempa, Keteguhan Dokter Kamchatka Jadi Sorotan Dunia
Siapa yang Menyelamatkan Templer?
Bagaimana Pemandu Magang Mengambil Risiko Nyawa?
Di tengah kekacauan, seorang pemandu magang bernama Mack menunjukkan keberanian luar biasa.
Ia mendekat menggunakan kayak penyelamat dan menarik tubuh Templer ke sebuah batu di tengah sungai.
Meski akhirnya selamat, kondisi Templer sangat kritis.
Lengan kirinya remuk, paru-parunya tertusuk, dan salah satu kakinya hampir hancur.
Di tengah rasa sakit yang tak terbayangkan, Templer sempat merasakan kedamaian dan menyadari bahwa ia berada di ambang hidup dan mati.
“Saya memilih bertahan, tapi rasa sakitnya luar biasa,” tuturnya.
Sayangnya, Evans yang pertama kali hanyut tidak berhasil diselamatkan.
Jenazahnya ditemukan tiga hari kemudian.
Anehnya, tidak ditemukan luka bekas gigitan atau serangan hewan, yang menunjukkan bahwa ia kemungkinan besar tenggelam.
Apa Pelajaran dari Kisah Tragis Ini?
Mengapa Kuda Nil Harus Dianggap Serius?
Kuda nil adalah simbol kekuatan dan ketenangan dalam banyak cerita safari, namun kenyataan di alam liar jauh berbeda.
Hewan ini membunuh lebih banyak orang di Afrika dibandingkan singa atau buaya, sebagian besar karena sifatnya yang sangat teritorial.
Templer kini kerap membagikan kisahnya kepada dunia sebagai bentuk edukasi tentang risiko di alam liar dan pentingnya kewaspadaan.
Ia juga menyampaikan bahwa keberanian, naluri bertahan hidup, dan bantuan dari orang lain adalah kunci keselamatannya.
Ia mengakhiri ceritanya dengan satu kalimat sederhana yang mencerminkan betapa dekat dirinya dengan maut:
“Itulah hari buruk saya di kantor.”
Kisah ini tak hanya hadir dari keberanian Templer, tetapi juga dari tekadnya untuk bertahan hidup dan pengorbanan rekan-rekannya.
Dari pengalaman nyaris mati, ia mengubah tragedi menjadi pelajaran penting tentang alam liar, keberanian, dan kemanusiaan.
(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Kisah Pria yang Keluar Hidup-hidup Setelah Dimakan Kuda Nil Afrika
• Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
• Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp
!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!