Samsu, bukan sopir amatir. Dia sudah berpengalaman.
Bahkan, baru-baru ini memperoleh predikat Awak Mobil Tangki (AMT) terbaik.
Penghargaan itu diberikan oleh PT Pertamina Patra Niaga Fuel Terminal Manager Sintang pada Juni 2025.
Setelah satu dari enam ban bocor, Samsu memutuskan untuk melanjutkan perjalanan.
Seharusnya, 5000 liter pertalite yang dibawanya itu akan dibawa ke Menukung, Kabupaten Melawi.
Namun, dia memutuskan untuk ke Sintang.
"Saya berusaha bawa mobil kita itu ke bengkel langganan perusahaan di Baning. Oleh karena itu mobil menuju ke kota Sintang, seharusnya ke Menukung," kata Samsu.
Namun naas, sesampainya di dekat jembatan timbang, ban belakang bagian luar sebelah kiri ikut meledak.
Mobil oleng ke kiri sebelum terbalik hingga terbakar.
"Mungkin faktor panas, muatan lagi kan. Pecah lagi sebelah, habis ban kiri belakang. Dia tetap bisa tumbang. Apalagi dalam keadaan jalan," katanya.
Samsu yakin, kecepatan saat itu tidak lebih dari 60 kilometer per jam.
Sebab, jika lebih dari itu, maka alarm GPS otomatis langsung menyala.
"Pecah di tempat kejadian. Pecah satu lagi. Kecepatan kita pun 40 lah. Karena mobil itu di atas Kecamatan 40 bunyi alaramnya. Udah terpasang GPS dan alarm. Ditegur langsung sama operator GPS. Kondisi mobil miring ke kiri. Langsung terbalik," ungkap Samsu.