Titip Kunci Bumi Ini Bang : Kisah Perpisahan Jemaah Haji Asal Pontianak yang Wafat di Makkah

Penulis: Peggy Dania
Editor: Try Juliansyah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

JEMAAH HAJI WAFAT - Ilustrasi jemaah haji. H Tarmizi Jemaah Haji Indonesia wafat du Tanah Suci.

Di masyarakat, ia juga dikenal aktif dalam kegiatan wakaf. Ia menjadi pembina di Badan Wakaf Kubu Raya lembaga yang kerap menyampaikan edukasi dan sosialisasi wakaf ke masjid-masjid.

“Beliau itu motivator. Sering sampaikan apa itu wakaf, manfaatnya. Umat jadi tahu dan sadar pentingnya wakaf,” katanya.

Keberangkatan haji tahun ini menjadi haji ketiga bagi almarhum. Sebelumnya ia pernah berhaji sendiri dan umrah bersama istri serta anak. 

Namun kali ini ia berangkat bersama istri, dua adik dan iparnya yang menjadi ketua regu.

Meski usianya sudah 64 tahun semangatnya luar biasa. Jauh lebih bersemangat dari sebelumnya.

“Luar biasa gembiranya. Tidak seperti haji-haji yang lalu. Seperti sudah menyelesaikan semua urusan dunia. Urusan hablum minannas-nya juga dia bereskan,” ujar Ridwan.

Baca juga: Kakanwil Kemenag Kalbar Sampaikan Turut Berdukacita Atas Wafatnya Dua Jemaah Haji Asal Pontianak

Bahkan beberapa hal yang belum sempat ditangani ia titipkan semuanya. 

“Itu yang membuat saya terenyuh. Salah satu yang saya ingat sampai sekarang, dia titip kunci bumi itu. Bahasa ‘kunci bumi’ itu tanda penting bagi saya,” tambahnya.

Malam menjelang wukuf di Arafah, almarhum memimpin zikir khusus keluarga. Ia menjadi imam salat Subuh di Arafah dan melanjutkan zikir hingga siang bersama istri, adik, dan iparnya.

“Dia memimpin zikir dari malam sampai siang. Nampaknya dia memang sudah begitu rindu dengan suasana haji di Arafah dan beliau sudah betul-betul diundang oleh Allah,” kata kakaknya.

Sang kakak sempat membacakan talbiyah dan doa melalui HP. Suasana di tempat almarhum berada mendadak hening.

“Adik saya yang mendampingi bilang, waktu saya baca doa itu, dia diam seribu bahasa. Semuanya senyap,” ungkapnya.

Puncak haji terjadi pada 12 Zulhijjah. H. Tarmizi berhasil menyelesaikan lempar jumrah tiga.  Beberapa detik setelah mengucap syukur beliau mendadak tak sadarkan diri.

“Saya terus terang merasa kehilangan tapi disisi lain saya berbahagia karena di akhir kehidupannya di akhir yang baik, yang dirindukan kaum muslimin karena dia dipanggil Allah pada 12 Zulhijjah setelah melempar jumrah yang ketiga” ujar sang kakak menangis.

Di akhir perbincangan, H. Ridwan Khalid menyampaikan pesan untuk siapa pun yang mengenal almarhum.

Halaman
123

Berita Terkini