TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Beredar viral dugaan kebocoran soal UTBK 2025 di media sosial X hingga Ketua SNPMB ungkap fakta sebenarnya.
Ketua Tim Penanggung Jawab Panitia Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) 2025 Eduart Wolok menegaskan tak ada kebocoran soal Ujian Tulis Berbasis Komputer Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT) 2025.
Panitia SNPMB sudah menyiapkan banyak UTBK SNBT 2025 yang berbeda di setiap sesi dan hari pelaksanaan.
"Perlu kami tegaskan sekali lagi kepada seluruh masyarakat, seluruh calon peserta UTBK bahwasanya tak ada set soal yang sama dari sesi per sesi, dari hari ke hari. Jadi kalau kita memiliki 23 sesi di pelaksanaan UTBK ini, maka kami menyiapkan lebih dari 23 set soal. Itu yang perlu dipahami oleh masyarakat," ujar Eduart dalam Youtube SNPMB, Jumat 25 April 2025.
Eduart menyebutkan, dirinya sudah mendapatkan laporan terkait dugaan bocornya soal UTBK SNBT 2025.
• VIRAL Kisah Pilu Remaja 13 Tahun Temani Jenazah Ayah di Kontrakan, Nasibnya Kini di Pelukan Sang Ibu
Pelapor merasa rugi lantaran mengikuti UTBK SNBT 2025 pada awal pelaksanaan.
Eduart menegaskan kebocoran soal UTBK SNBT 2025 adalah sesuatu hal tak akan mungkin bocor. Ia mengklaim selama pelaksanaan UTBK SNBT tak ada kebocoran soal yang akan diujikan.
"Alhamdulillah dengan sistem yang kami bangun, tidak terkoneksi dengan internet dan sebagainya. Sampai saat ini belum pernah ada soal yang bocor yang akan diujikan," tambah Eduart.
"Mungkin soal yang sedang berlangsung, kalau misalnya ada kecurangan yang sempat terlambat diatasi, misalnya ada yang foto dan kemudian upload, itu bisa saja terjadi.
Tapi itu bukan untuk soal yang ujian berlangsung, itu soal ujian yang sedang berlangsung," kata Eduart.
Terkait adanya soal ujian yang sama, Eduart mengatakan pihak panitia memang sengaja membuat soal yang dengan prosentase yang tertentu.
Soal yang sama, lanjut Eduart, bertujuan sebagai jembatan untuk standarisasi soal selama pelaksanaan UTBK SNBT 2025.
"Itu memiliki pola penilaian tersendiri artinya itu tak mungkin merugikan peserta. Kalau bisa dibilang apple to apple antara di sesi 1 dan 4 misalnya, kemudian memiliki nilai yang sama itu bisa saja jembatan soalnya dengan pengetahuan yang sama itu tak ada dinilai," kata Eduart.
"Artinya jembatan soal itu untuk menjaga standarisasi soal agar azas fairness untuk peserta bisa di kedepankan," pungkar Eduart.