Paus Fransiskus Wafat

Wasiat Rohani Paus Fransiskus, Apa Pesan Terakhirnya Bagi Umat Katolik?

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PELUK RELAWAN - Mendiang Paus Fransiskus memeluk seorang relawan muda selama Hari Pemuda Sedunia ke-37 di Lisbon, Portugal, pada 6 Agustus 2023. Wasiat rohani Paus Fransiskus yang ditulis pada 29 Juni 2022 akhirnya diterbitkan ke publik setelah wafatnya pemimpin Gereja Katolik dunia itu pada Senin, 21 April 2025.
PELUK RELAWAN - Mendiang Paus Fransiskus memeluk seorang relawan muda selama Hari Pemuda Sedunia ke-37 di Lisbon, Portugal, pada 6 Agustus 2023. Wasiat rohani Paus Fransiskus yang ditulis pada 29 Juni 2022 akhirnya diterbitkan ke publik setelah wafatnya pemimpin Gereja Katolik dunia itu pada Senin, 21 April 2025.

Di sinilah beliau selalu berdoa, menyerahkan misinya kepada Bunda Maria yang Tak Bernoda.

Bagaimana Paus Fransiskus Ingin Dimakamkan?

Keinginan Paus akan sebuah pemakaman yang sederhana juga tercermin dalam wasiatnya. 

Ia meminta agar jenazahnya dimakamkan dalam tanah, tanpa ornamen khusus, dengan batu nisan bertuliskan satu kata saja: Franciscus.

Tempat spesifik yang diminta adalah lorong samping antara Kapel Pauline (Kapel Salus Populi Romani) dan Kapel Sforza dalam basilika. 

Pilihan ini bukan sembarangan, melainkan simbol dari devosinya yang mendalam terhadap Maria dan semangat kesederhanaan yang selalu ia anut.

“Saya berharap perjalanan duniawi terakhir saya berakhir tepat di tempat suci Maria kuno ini,” tulisnya penuh haru.

Siapa yang Bertanggung Jawab Mengatur Pemakamannya?

Paus juga telah menunjuk Kardinal Rolandas Makrickas, Komisaris Luar Biasa Basilika Liberia, untuk melaksanakan wasiat tersebut. 

Dana pemakaman sendiri telah disiapkan melalui sumbangan seorang dermawan yang telah ditransfer ke basilika berdasarkan pengaturan pribadi Paus Fransiskus.

Apa Pesan Spiritual yang Terkandung dalam Wasiat Ini?

Lebih dari sekadar rincian pemakaman, wasiat ini mencerminkan jiwa spiritual Paus Fransiskus yang penuh penyerahan diri dan kasih kepada umat manusia. 

Dalam paragraf terakhir, ia menyampaikan bahwa penderitaannya di akhir hidup dipersembahkan kepada Tuhan, sebagai bagian dari doa untuk perdamaian dunia dan persaudaraan antarumat manusia.

“Penderitaan yang telah menandai bagian akhir hidup saya, saya persembahkan kepada Tuhan, demi perdamaian di dunia dan demi persaudaraan di antara manusia.”

Halaman
1234

Berita Terkini