Ragam Contoh

Mengenal Biografi Ruqayyah, Putri Rasulullah yang Setia, Sabar, dan Mulia dalam Menebarkan Islam

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

BIOGRAFI RUQAYYAH- Saat ayahnya diutus menjadi Nabi/utusan Allah swt., Ruqayyah langsung masuk Islam mengikuti jejak ibunya yang masuk Islam terlebih dahulu. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID- Di antara putri-putri Rasulullah SAW, Ruqayyah binti Muhammad memiliki perjalanan hidup yang penuh ujian dan keteguhan hati. 

Ia adalah putri kedua dari Nabi Muhammad SAW dan ibunya, Khadijah binti Khuwailid, seorang wanita mulia yang sangat berperan dalam mendukung dakwah Islam. 

Ruqayyah lahir dan tumbuh di tengah masyarakat Arab pada masa Jahiliyah, sebuah era di mana perempuan sering kali dipandang rendah dan tidak memiliki banyak hak dalam kehidupan sosial.

Seiring bertambahnya usia, Ruqayyah kemudian dinikahkan dengan sepupu Nabi, Utbah bin Abu Lahab, putra dari Abu Lahab, salah satu pemuka Quraisy yang dikenal sangat menentang ajaran Islam. 

Pernikahan ini berlangsung sebelum turunnya wahyu kepada Nabi Muhammad SAW. Namun, setelah Rasulullah menerima wahyu dan mulai menyebarkan ajaran Islam, Abu Lahab menjadi salah satu musuh terbesar beliau. 

Ia tidak hanya menolak dakwah Rasulullah, tetapi juga aktif menghasut orang-orang untuk menentang Islam.

Sejarah dan Kisah di Balik Nama Muhammad Sebelum Kelahiran Nabi Muhammad SAW

Ketika Allah SWT menurunkan Surah Al-Lahab (Tabbat Yadaa Abii Lahabi), yang mengecam sikap Abu Lahab dan istrinya, kemarahan Abu Lahab semakin memuncak. 

Ia tidak hanya menghina dan memusuhi Rasulullah, tetapi juga melampiaskan kebenciannya dengan memerintahkan putranya, Utbah, untuk menceraikan Ruqayyah. 

Demi mengikuti perintah ayahnya, Utbah pun segera menceraikan istrinya, meninggalkan Ruqayyah dalam keadaan yang penuh kesedihan.

Namun, di balik cobaan itu, Allah telah menyiapkan takdir yang jauh lebih baik untuk Ruqayyah. 

Setelah perceraian tersebut, ia kemudian menikah dengan Utsman bin Affan, seorang sahabat Nabi yang dikenal dengan kekayaannya, kesalehannya, serta kedermawanannya. Pernikahan mereka penuh dengan keberkahan dan kasih sayang.

Ketika tekanan terhadap kaum Muslimin di Mekah semakin berat, Ruqayyah bersama Utsman memilih hijrah ke Abyssinia (Ethiopia) untuk mencari tempat yang lebih aman dalam menjalankan ajaran Islam. 

Mereka termasuk di antara kelompok pertama yang berhijrah, meninggalkan tanah kelahiran mereka demi menjaga keimanan. 

Di negeri asing itu, mereka dikaruniai seorang putra bernama Abdullah. Sayangnya, kebahagiaan itu tidak bertahan lama karena Abdullah meninggal dunia saat masih kecil, meninggalkan duka mendalam bagi kedua orang tuanya.

Setelah beberapa waktu di Abyssinia, Ruqayyah dan Utsman kembali ke Madinah, tempat di mana Islam mulai berkembang pesat. 

Namun, kebahagiaan mereka kembali diuji ketika Ruqayyah jatuh sakit. Saat Perang Badar berlangsung, yang merupakan salah satu peperangan besar dalam sejarah Islam, Ruqayyah mengalami sakit parah. 

Utsman bin Affan, atas perintah Rasulullah SAW, tidak ikut serta dalam peperangan tersebut dan tetap tinggal untuk merawat istrinya. 

Sayangnya, takdir berkata lain. Ruqayyah wafat pada usia muda, meninggalkan kesedihan yang mendalam bagi Rasulullah dan Utsman.

Kisah Keteguhan Iman Sa’ad bin Abi Waqqash dalam Menghadapi Ujian dari Orang Tuanya

KETEGUHAN ISLAM RUQAYYAH

Saat ayahnya diutus menjadi Nabi/utusan Allah swt., Ruqayyah langsung masuk Islam mengikuti jejak ibunya yang masuk Islam terlebih dahulu. 

Kemudian Ruqayyah menikah dengan Usman bin ‘Affan. Ia pun ikut hijrah dua kali ke Habasyah bersama suaminya. Kemudian mereka berdua juga ikut hijrah ke Madinah dan menetap di sana.

Mereka pun dikaruniai anak yang bernama Abdullah. Oleh karena itu, Usman diberi kunyah Abu Abdillah atau bapaknya Abdullah. Namun, Abdullah meninggal dunia ketika ia berumur enam tahun setelah wajahnya membengkak akibat dipatuk ayam jantan.

Sebelum umat Muslim berangkat menuju perang Badr, Ruqayyah jatuh sakit, sehingga Rasulullah saw. melarang Usman bin Affan untuk ikut perang dan mengutusnya untuk menjaga istrinya tersebut.

Ruqayyah meninggal pada tahun 2 Hijriah (624 Masehi) saat Perang Badar sedang berlangsung. Nabi Muhammad tidak dapat hadir di pemakaman putrinya karena sedang memimpin pasukan Muslim dalam perang tersebut.

Utsman bin ‘Affan sangat terpukul oleh kehilangan istrinya, dan Nabi Muhammad sendiri merasa sangat sedih dengan kepergian putrinya yang dicintai.

Secara biografi, Ruqayyah dikenang sebagai wanita yang setia, sabar, dan taat beribadah. Kisah hidupnya bersama Utsman bin ‘Affan menjadi salah satu contoh ketabahan dan pengorbanan dalam sejarah Islam.

Warisan Ruqayyah dalam sejarah Islam tetap hidup melalui catatan dan cerita yang mengisahkan kehidupannya sebagai putri Nabi Muhammad SAW dan istri dari salah satu khalifah besar, Utsman bin ‘Affan.

Kisah hidup Ruqayyah adalah cerminan dari kesabaran, keteguhan iman, serta perjuangan di jalan Allah. Meskipun menghadapi berbagai cobaan, ia tetap teguh dalam keislamannya dan menjadi salah satu wanita mulia dalam sejarah Islam. Kepergiannya menjadi pengingat bahwa setiap ujian yang dihadapi seorang Muslim adalah bagian dari rencana Allah yang penuh hikmah.

- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp

!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Berita Terkini