Bantuan tersebut terdiri dari jaring, batu pukat, pelampung, dan berbagai peralatan lain yang sangat dibutuhkan oleh nelayan.
Setelah menerima bantuan tersebut, para nelayan berhasil mencapai kemandirian ekonomi, salah satunya dengan membeli kapal baru pada November 2024.
Kembali Ari menjelaskan, dengan bantuan alat tangkap ikan yang diterima, para nelayan dapat menabung dan akhirnya membeli kapal baru untuk mendukung usaha tangkap ikan mereka.
Bantuan ini tidak hanya memberikan alat yang lebih baik, tetapi juga membantu mereka membangun dasar ekonomi yang lebih stabil untuk masa depan.
Keberhasilan tersebut juga tidak terlepas dari pendampingan rutin yang dilakukan oleh Tim CSR PT WHW.
Salah satunya adalah pertemuan pendampingan yang dilaksanakan pada Kamis 19 Desember 2024 di rumah Ketua Kelompok Muara Sawi di Dusun Sungai Tengar.
Pertemuan ini dihadiri oleh semua anggota kelompok, termasuk Manajer CSR WHW, Ari Djanuar Prasetyo.
Dalam pertemuan tersebut, dilakukan berbagai diskusi mengenai peningkatan produktivitas, kerja sama, dan pendampingan berkala.
Tim CSR PT WHW memberikan serta pengelolaan dana dan pemasaran hasil tangkapan. pelatihan dan bimbingan kepada nelayan Muara Sawi.
Pertemuan ini memiliki 4 peran penting, yakni yang pertama, sebagai kelas belajar untuk pelatihan dan studi banding.
Kedua, sebagai wahana kerja sama antar anggota dan pihak lain.
Ketiga, sebagai unit produksi yang merencanakan pengadaan input produksi.
Keempat, sebagai unit usaha untuk membahas pengelolaan dan pemenuhan modal serta pemasaran hasil tangkapan.
“Melalui pendampingan berkala ini, kami berharap nelayan dapat merasakan peningkatan dalam produktivitas hasil tangkapan dan pendapatan mereka, serta memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang lebih baik dalam mengelola usaha perikanan mereka,” tambah Ari.
Dengan upaya berkelanjutan ini, PT WHW berkomitmen untuk terus meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar dan memastikan kelangsungan hidup yang lebih baik dan berkelanjutan bagi komunitas nelayan di Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat. (*)