1. Pola Asuh Otoriter
Tipe seperti ini biasanya orang tua cenderung membatasi dan menghukum anak. Mereka mendesak anak untuk mengikuti perintah dan menghormati mereka. Orang tua yang menggunakan pola asuh ini juga sangat ketat dalam memberikan batasan.
Kendali sang anak sangat tegas dan komunikasi verbal juga hanya dilakukan satu arah. Umumnya orangtua yang menggunakan pola asuh ini menilai anak sebagai objek yang harus dibentuk oleh orangtua yang merasa “lebih tahu” mana yang terbaik untuk anaknya.
Anak yang diasuh menggunakan pola asuh ini cenderung kurang bahagia ketakutan dalam melakukan sesuatu karena takut salah, minder, dan memiliki kemampuan komunikasi yang lemah.
2. Pola Asuh Demokratis/Otoritatif
Pola asuh dengan demokratis ini cenderung bersifat positif dan mendorong anak untuk mandiri. Namun orang tua tetap menempatkan batasan dan kendali atas tindakan mereka. Orangtua yang melakukan pola ini juga akan memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih.
Tak hanya itu orang tua juga melakukan pendekatan ke anak yang bersifat hangat. Komunikasi pada pola ini juga terjadi dua arah orang tua bersifat mengasuh dan mendukung. Anak yang diasuh dengan pola ini akan cenderung lebih dewasa mandiri, ceria, dan sifat positif lainnya.
3. Pola Asuh Permisif
Biasanya orangtua yang menggunakan pola asuh ini cenderung tidak pernah berperan dalam kehidupan anak. Orangtua tidak pernah mengawasi anak dan cenderung membebaskan anak untuk melakukan apapun.
Orangtua juga tidak pernah menegur atau memperingatkan serta sedikit bimbingan. Biasanya pola seperti ini banyak disukai anak. Orang Tua juga tidak pernah mempertimbangkan perkembangan anak secara menyeluruh.
Anak yang diasuh dengan pola ini cenderung melakukan pelanggaran-pelanggaran karena tak mampu mengendalikan perilakunya, tidak dewasa, memiliki harga diri yang lemah dan terasingkan dari keluarga.
Prinsip Pengasuhan
Pola asuh anak menurut para ahli juga memiliki prinsip, seperti yang diutarakan oleh Stewart dan Koch (dalam Tarmudji, 2000) berikut ini:
1. Perhatian
Perlakuan perhatian yang cukup dan konsisten yang dilakukan orangtua rutin setiap harinya sangat diperlukan. Hal ini dikarenakan kualitas waktu akan membuat anak merasa berharga serta memenuhi kebutuhan akan perhatian merupakan komponen yang sangat penting.
2. Pengertian
Rasa saling percaya antara anak dan orangtua adalah hal yang penting dimiliki dalam pola pengasuhan anak. Hal ini dikarenakan anak mau dan mampu menceritakan masalah apapun kepada orangtua tanpa sungkan.
Dengan memahami perasaan anak juga merupakan dasar yang kuat untuk mempengaruhi pertumbuhan emosi anak. Dengan sedianya orang tua mendengar dan berempati untuk membuka hati akan membantu anak mengatasi masalahnya.
Anak juga akan merasa aman, berpikir jernih saat menghadapi hal yang membingungkan, serta disiplin saat menemui kesulitan untuk mengendalikan diri.
3. Ekspresi Cinta
Orang tua yang menunjukkan ekspresi cinta secara langsung, rasa senang, bangga dan dukungan akan membuat anak memiliki perasaan dicintai dan membangkitkan emosi positif di otak. Tak hanya itu, car aini juga akan berpengaruh pada kemampuan untuk merasakan kebahagiaan.