Lantas, bagaimana performa Iannone dengan ban seperti Marquez? Jawabannya adalah 2 menit 4,087 detik yang artinya lebih pelan 3,3 detik dari Marquez.
Lesatan Iannone lebih diapresiasi jika dibandingkan dengan rekan setimnya, Marco Bezzecchi, yang juga memasang ban soft-medium di akhir karena cuma terpaut 0,803 detik.
Penampilan Iannone pun tetap dipuji mengingat MotoGP sudah berubah banyak sejak penampilan terakhirnya pada balapan MotoGP Valencia musim 2019.
Jurnalis kenamaan di MotoGP, Mat Oxley, dalam kicauannya membeberkan seorang pembalap top baru-baru ini memberi tahunya Iannone paling berbakat di antara rival-rivalnya di WorldSBK.
Kemampuan Iannone dapat diukur dengan pencapaian-pencapaian pentingnya.
Pada 2016 Iannone menjadi pembalap pertama yang menang dengan motor Ducati di MotoGP sejak Casey Stoner pada 2010.
Lalu sebelum dicekal, Iannone membawa motor Aprilia yang masih dianggap terburuk ke posisi terdepan untuk sesaat dalam balapan GP Australia 2019.
Bakat pembalap asal Vasto, Italia, itu sayangnya tidak didukung dengan kemampuan untuk mengambil keputusan yang tepat.
Dia dilepas Ducati karena meminta gaji lebih tinggi padahal baru saja membuat masalah dengan manuver divebomb yang menggagakan podium ganda di GP Australia 2016.
Pindah ke Suzuki pada 2017, Iannone keliru memberi umpan balik sehingga motor GSX-RR turun kasta dari motor pemenang lomba menjadi penghuni baris belakang.
Pun dengan sidang kasus dopingnya, Iannone seharusnya dihukum 2 tahun tetapi akhirnya lebih lama karena melakukan banding dengan bukti yang tidak kuat.
Upaya banding Iannone membuat Badan Anti-doping Dunia (WADA) turun tangan secara langsung dan memberi sanksi dua kali lipat lebih berat.
Iannone mengaku sudah belajar dari pengalaman buruknya. Rider berusia 35 tahun itu terlihat lebih bersahaja daripada ketika terakhir kali di MotoGP.
"Saya sekarang lebih tua!" candanya, dilansir dari Crash.net.
"Dalam hidup, jangan pernah menyerah. Dalam sekejap mata, semuanya bisa berubah ketika kita tidak memperkirakannya."