TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Kepergian RD Antonius Benny Susetyo menjadi duka mendalam bagi masyarakat Indonesia.
Tokoh nasional yang disapa Romo Benny merupakan sosok yang dikenal sebagai aktivitas lintas iman.
Penghormatan terakhir layak diberikan kepada figur yang lantang menyuarakan pentingnya Pancasila sebagai landasan etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Kamu bisa memberikan penghormatan terakhir dengan mengikuti live streaming Misa Requiem Romo Benny.
Misa Arwah pelepasan jenazah rencananya berlangsung di Gereja Katolik Santo Albertus de Trapani, Blimbing, Malang, Senin 7 Oktober 2024 mulai pukul 09.30 WIB.
Almarhum Romo Benny rencananya dimakamkan di TPU Sukun, Kota Malang.
Kamu yang berada di Malang bisa melayat ke rumah duka di Yayasan Gotong Royong (Gedung Anggrek).
Jalan Tenaga Baru IV, Nomor 20, Komplek Kawasan Industri, Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur.
Link live streaming Misa Requiem Romo Benny dapat diakses di SINI.
Baca juga: KRONOLOGI Romo Benny Meninggal Dunia di Pontianak, Sempat Alami Sesak Nafas
Alami Sesak Nafas
Romo Benny menghembuskan nafas terakhir di rumah sakit Mitra Medika Pontianak, Sabtu 5 Oktober 2024 pukul 00.15 WIB.
Tokoh nasional yang kerap kali menjadi pembicara Ideologi Pancasila ini merupakan adik dari Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Ir Andreas Eddy Susetyo, M.M.
Romo Benny meninggal setelah mengikuti kegiatan diskusi terkait tugas beliau di Badan Pembinaan Ideologi Pancasila di Pontianak sejak Rabu 2 Oktober 2024.
Ia melakukan Focus Group Discussion (FGD) dengan kelompok terpumpun dengan tema Kerapuhan Etika Penyelenggara Negara dalam Berbangsa dan Bernegara: Kedaulatan Sumber Daya Alam yang diselenggarakan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) di Universitas Tanjungpura Pontianak, Kalimantan Barat, Kamis 3 Oktober 2024.
Seusai kegiatan Romo Benny sempat mengalami sesak nafas.
Namun kemudian kondisinya membaik sehingga esok harinya Jumat masih bisa mengikuti kegiatan.
Lalu pada Jumat 4 Oktober 2024 malamnya istirahat di hotel tempat mereka menginap, Romo Benny sempat tidak sadarkan diri sekitar pukul 00.15 WIB.
Romo Benny kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Mitra Medika Pontianak.
Pihak Rumah Sakit Mitra Medika Pontianak menyatakan Romo Benny sudah meninggal.
“Informasi sementara, almarhum meninggal akibat serangan jantung,” kata staf Ir. Andreas Eddy Susetyo, MM, Andika disadur dari Facebook Komsos Keuskupan Agung Pontianak, Sabtu 5 Oktober 2024.
Baca juga: RIP Romo Benny! Meninggal di Pontianak Seusai Diskusi yang Digelar BPIP di Universitas Tanjungpura
Profil Biodata
Romo Benny Susetyo, Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), merupakan sosok yang dikenal luas sebagai seorang intelektual, rohaniwan, dan aktivis.
Lahir di Malang, Jawa Timur, pada 10 Oktober 1968, Romo Benny telah mengabdikan hidupnya untuk memperjuangkan nilai-nilai Pancasila, dialog antaragama, serta etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dilansir dari Kompas TV, Romo Benny menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi (STFT) Widya Sasana, Malang, dan berhasil meraih gelar pascasarjana pada tahun 1996.
Pendidikan ini memperkuat landasan pemikirannya dalam bidang filsafat, teologi, serta etika, yang kemudian ia terapkan dalam berbagai aktivitas keagamaan dan sosial.
Karir awal Romo Benny di Gereja Katolik dimulai sebagai pastor pembantu di Gereja Katolik Situbondo.
Ia kemudian menjabat sebagai Sekretaris Eksekutif Komisi Hubungan Agama dan Kepercayaan di Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) pada tahun 2008.
Dalam kapasitas ini, Romo Benny aktif menjalin hubungan lintas agama dan kepercayaan, membangun dialog demi terciptanya toleransi dan kerukunan di Indonesia.
Sebagai Staf Khusus Dewan Pengarah BPIP, Romo Benny memegang peranan penting dalam pengembangan dan pemasyarakatan ideologi Pancasila.
Ia dikenal sebagai tokoh yang lantang menyuarakan pentingnya Pancasila sebagai landasan etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Tidak hanya melalui kata-kata, Romo Benny juga menuangkan pemikiran-pemikirannya dalam bentuk tulisan.
Beberapa buku yang ditulisnya, seperti Hancurnya Etika Politik dan Membuka Mata Hati Indonesia, menjadi cerminan dari perjuangannya dalam memerangi kerusakan moral dan mengajak masyarakat untuk merenungkan kembali nilai-nilai kebangsaan.
(*)
Informasi Terkini Tribun Pontianak Kunjungi Saluran WhatsApp
Ikuti Terus Berita Terupdate Seputar Kalbar Hari Ini Di sini