Sutarmidji Jadi Narasumber Dialog Kebangsaan, Ajak Mahasiswa Kalbar Kuasai Data dalam Bekerja

Penulis: Anggita Putri
Editor: Try Juliansyah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sutarmidji menjadi narasumber Dialog Kebangsaan dalam rangka Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Se-Indonesia (SI) wilayah Kalbar Tahun 2024 di Universitas Panca Bhakti (UPB) Pontianak, Sabtu 28 September 2024 pagi.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Calon Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) nomor urut 1, Sutarmidji menjadi narasumber Dialog Kebangsaan dalam rangka Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Se-Indonesia (SI) wilayah Kalbar Tahun 2024 di Universitas Panca Bhakti (UPB) Pontianak, Sabtu 28 September 2024 pagi.

Dialog Kebangsaan yang mengangkat tema, Partisipasi dan Aspirasi Untuk Calon Gubernur Menyongsong Pilkada Yang Aman dan Damai itu, dibuka oleh Rektor UPB Purwanto, dan diikuti ratusan mahasiswa dari perwakilan BEM se-Kalbar.

Dalam kesempatan itu, Sutarmidji menyampaikan tentang pentingnya menguasai data, dan selalu bekerja dengan data.

"Jadi di sini saya hanya memberikan data-data tentang kondisi Kalbar yang sebenarnya. Kalau kita (bicara) pakai data enak. Kelemahan kita selama ini tidak pernah menggunakan data yang valid," ungkapnya saat membuka paparan. 

Lebih lanjut, Midji-sapaan karibnya menjelaskan, data yang valid bisa dihasilkan dari konsolidasi data, atau dengan membandingkan data-data terkait.

Baca juga: Sutarmidji Cetak 5 Ribu Penghafal Alquran, Pimpinan Ponpes Tahfizhul Quran Ini Beberkan Faktanya

Ketika data sudah valid, maka program-program yang disusun akan lebih efektif, dan tepat sasaran.

"Jadi saya biasa bekerja dengan data, karena bicara tanpa didukung data akan percuma, menghabiskan waktu saja. Itu lah yang saya lakukan ketika awal-awal jadi gubernur (konsolidasi data)," katanya.

Ia lantas mencontohkan bagaimana bekerja dengan data saat menjabat sebagai gubernur periode 2018-2023 lalu.

Midji memaparkan lima tahun lalu, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kalbar berada di urutan 30-31 se-Indonesia.

Untuk meningkatkan nilai IPM diakuinya memang tidak mudah. Karena tergantung dari pemerintah kabupaten/kota, sebab nilai IPM provinsi hanya akumulasi. 

Salah satu indikator IPM, disebutkan dia, misalnya angka rata-rata lama sekolah di Kalbar yang baru 7,6 tahun.

Kondisi itu tentu akan membuat investasi sulit masuk, sebab investor akan melihat data terkait Sumber Daya Manusia (SDM) yang dibutuhkan.

"Maka investor biasanya harus datangkan pekerja dari luar. Dan kalau mau mengubah (IPM) secara drastis itu tidak mungkin," bebernya. 

Maka dari itu, salah satunya, Midji mencanangkan program desa mandiri sesuai dengan Indeks Desa Membangun (IDM). Dari total 2.045 desa se-Kalbar, di awal pemerintahannya tahun 2018, baru ada satu desa mandiri.

Yang kemudian bisa ditingkatkan hingga mencapai 1.029 desa mandiri selama lima tahun. 

Halaman
12

Berita Terkini