TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINGKAWANG - BPJS Kesehatan berencana menggunakan sistem face recognition sebagai penganti fingerprint bagi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Menanggapi hal tersebut, salah satu warga Hendra Gunawan (24) yang telah menggunakan BPJS di RSUD Soedarso Pontianak untuk melakukan operasi gigi bungsu mengatakan sistem verifikasi fingerprint BPJS untuk lebih bisa diperbaiki atau ditingkatkan agar proses verifikasinya dapat cepat terdeteksi.
"Alangkah baiknya sistem verifikasi melalui fingerprint lebih baik diperbaiki atau diupdate agar verifikasinya lebih cepat terdeteksi, terkadang tidak terdeteksi berkali-kali baru bisa terdeteksi," ucapnya saat diwawancarai pada Rabu, 11 September 2024.
Ia menilai penggunaan fingerprint BPJS lebih mudah dalam mengidentifikasi pasien dan lebih praktis kebanding dengan sistem yang lain, walaupun terkadang terkendala harus berkali-kali fingerprint baru terdeteksi.
Namun untuk verifikasi wajah atau face recognition, dirinya mengatakan dari segi alat teknologinya harus lebih dipersiapkan oleh pihak Rumah Sakit.
• Kepala BPJS Kesehatan Kubu Raya Sebut Penerapan Face Recognition Mulai Dilakukan Uji Coba
Ia menilai verifikasi wajah akan sulit terdeteksi jika kamera yang digunakan kurang baik.
"Penggunaan verifikasi wajah lebih sulit apalagi teknologi yang harus digunakan dalam verifikasi wajah harus menggunakan kamera yang cukup mumpuni," katanya.
Hendra menerangkan seharusnya kepada pihak BPJS Kesehatan yang perlu diperbaiki bukan sistemnya seperti fingerprint ataupun face recognition melainkan pelayanan pasien yang menggunakan BPJS untuk berobat.
Sebab lanjutnya mengaku pelayanan di Rumah Sakit disaat pasiennya menggunakan BPJS dilayani dengan kurang baik.
"Bagi saya, selama penggunaan BPJS sejauh ini pelayanan yang saya dapat kurang baik terlebih pada saat saya di RS kemarin pada saat proses rawat inap yang terkesan buruk dalam pelayanannya," ungkapnya.
Ia mengatakan tenaga medis di Rumah Sakit yang melayani pasien dengan menggunakan BPJS harus lebih diperbaiki agar lebih profesional.
"Jadi terkesan pasien BPJS tidak membayar padahal saya juga membayar secara mandiri bukan dari PBI," ucapnya.
Hendra pun berharap kepada Rumah Sakit yang menyediakan layanan BPJS untuk bisa melayani pasien dengan tidak membedakan pasien yang mengunakan BPJS ataupun umum.
"Saya rasa ketimpangan pasien BPJS masih terdapat ditemukan di rumah sakit, dan saya harap tidak ada perbedaan pelayanan antara pasien BPJS dan pasien Umum mengingat beberapa pasien BPJS sifatnya bayar secara mandiri," pungkasnya. (*)
Dapatkan Informasi Terkini dari Tribun Pontianak via SW DI SINI
Ikuti Terus Berita Terupdate Seputar Kalbar Hari Ini Di sini