Astenosfer adalah lapisan yang berisi cairan pekat karena di dalamnya mengandung lelehan batuan yang letaknya tepat berada dibawah litosfer.
Bila lempeng bergerak, maka sejumlah energi akan dilepaskan berupa gelombang seismik atau yang kita ketahui sebagai gempa bumi.
Gempa Bumi
Pada bagian sebelumnya kita telah mengetahui salah satu penyebab gempa bumi adalah karena adanya pergerakan lempeng. Namun sebetulnya ada beberapa jenis gempa bumi, yaitu:
- gempa tektonik, karena pergerakan lempeng bumi.
- gempa vulkanik, karena pergerakan magma dalam gunung berapi.
- gempa runtuhan, karena tanah longsor.
- gempa tumbukan, karena jatuhnya benda langit yang berukuran besar dan berat.
- gempa buatan, gempa yang dilakukan karena kegiatan manusia.
Titik pusat gempa disebut hiposentrum.
Getaran yang dihasilkan oleh gempa bumi disebut gelombang seismik.
Alat untuk mengukur besarnya getaran gempa bumi disebut seismograf.
Diagram hasil pengukuran seismograf disebut seismogram.
Kekuatan gempa bumi diukur dalam Skala Richter (SR).
Namun metode pengukuran dengan menggunakan Skala Richter memiliki keterbatasan dalam hal frekuensi dan jarak, sehingga ada skala yang digunakan untuk mengukur gempa secara tepat adalah skala Momen Magnitudo (M).
Nah kalau kita flashback ke jaman daholoe kala ada sebuah teori menyatakan bahwa dulu Bumi itu hanya satu daratan yang disebut dengan Pangaea.
Hal tersebut dikemukakan oleh Alfred Wegener, ahli meteorologi dari Jerman pada tahun 1915.
Menurut Alfred Wegener berjuta-juta tahun yang lalu, Pangaea terpecah untuk menjadi dua daratan besar.
Daratan pertama yaitu Gondwana, yang terdiri dari Australia, Antartika, Amerika Selatan, Afrika, dan India.
Daratan kedua yaitu Laurasia yang terdiri dari Amerika Utara, Eropa, dan sebagian besar negara Asia.