TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KAPUASHULU - Pemerintah Daerah Kabupaten Kapuas Hulu melalui Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Kapuas Hulu, Triwati, telah menghadiri langsung acara panen bersama hasil dari petak demontrasi (DemPlot) pertanian tanpa bakar (PTB), dilaksanakan oleh PT Annisa Surya Kencana (ASK), di Desa Sibau dan Desa Tanjung Lasa, Kecamatan Putussibau Utara, Selasa 23 Juli 2024.
Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Kapuas Hulu, Triwati, menyampaikan bahwa, Pemda Kapuas Hulu mengapresiasi semua usaha menjaga kelestarian sumber daya alam, termasuk inisiatif pertanian tanpa bakar tersebut.
"Tentunya kehadiran perusahaan yang berdampak positif bagi lingkungan dengan harapan dapat berkontribusi terhadap perbaikan iklim serta ketahanan pangan sangat penting," ujarnya.
Selain itu kata Triwati, pemberdayaan masyarakat sangat diperlukan untuk mendukung kemajuan Kapuas Hulu.
"Pelibatan masyarakat sebanyak 70 persen sebagai karyawan berasal dari Kapuas Hulu, diharapkan dapat menjadi contoh bagi perusahaan lain yang berinvestasi di wilayah tersebut," ungkapnya.
Baca juga: Hari Pertama Polio, Hampir Sepuluh Ribu Anak di Kapuas Hulu Dapatkan Vaksin Polio
Direktur Utama PT ASK, Iwan Tricahyo Wibisono, menjelaskan bahwa DemPlot PTB ini adalah salah satu upaya perusahaan dalam mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat tanpa mengganggu keseimbangan alam.
"Hal ini sejalan dengan misi kami sebagai pemegang lisensi Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan (PBPH), yang berkomitmen dalam memberikan kontribusi positif kepada masyarakat, iklim, dan keanekaragaman hayati," ujarnya.
Dijelaskan juga, kalau PT ASK senantiasa terus mendukung program pemerintah dalam pelestarian sumber daya hutan, dan melangkah bersama masyarakat untuk masa depan lebih hijau.
"Pelibatan masyarakat berperan penting dalam pelaksanaan DemPlot PTB. Pastinya mereka menyebutkan, inisiatif pertanian berkelanjutan PT ASK lebih menguntungkan dibanding metode bakar," ucapnya.
Sedangkan hasil panen tersebut yaitu, timun di area 300 meter persegi menghasilkan 2,3 ton pada periode Maret sampai dengan Juni 2024, dibandingkan kurang dari 1 ton estimasi dengan metode bakar pada luasan area yang sama.
"Selain lebih menguntungkan, metode ini juga mengurangi polusi udara dan meningkatkan kesuburan tanah, menjadikan lahan pertanian lebih berkelanjutan," ujarnya.
Dijelaskan juga pertanian tanpa bakar adalah metode mengelola lahan tanpa membakar untuk membersihkan atau mempersiapkannya.
"Metode yang digunakan adalah Hugelkultur (bedengan kayu), dengan menumpuk potongan kayu besar di atas tanah dan melapisinya dengan bahan organik seperti jerami, daun kering, tanaman hijauan, sampah dapur, dan kompos," ucapnya.
Terus, penggunaan mulsa organik untuk menutupi tanah juga mengurangi biaya pestisida dan pupuk kimia.
Sehingga metode PTB tidak hanya meringankan beban biaya petani, tetapi juga memberi dampak positif menurunnya risiko kebakaran lahan dan hutan. (*)
Informasi Terkini Tribun Pontianak Kunjungi Saluran WhatsApp
Ikuti Terus Berita Terupdate Seputar Kalbar Hari Ini disini