TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Penjabat (Pj) Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kalimantan Barat (Kalbar) Windy Prihastari tampak mengenakan Kebaya Janggan pada peringatan Hari Kartini Tahun 2024 yang digelar di Halaman Pendopo Gubernur, Jumat 19 April 2024.
Dengan model baju yang ia kenakan tersebut, ternyata mengundang banyak pertanyaan dari masyarakat.
Windy menjelaskan kalau ada filosofi dibalik Kebaya Janggan yang ia kenakan di Hari Kartini tahun 2024.
Windy ternyata memiliki alasan tersendiri, mengapa dirinya memilih busana tradisional Yogyakarta yang kerap dikenakan oleh perempuan itu.
“Salah satu alasan saya pilih model Kebaya Janggan, karen makna, dan filosofinya yang sangatbagus,” ungkap Windy, Senin 22 April 2024.
• Peringati Hari Kartini, Pj Ketua PKK Pontianak Ajak Kaum Perempuan Berkontribusi dalam Pembangunan
Sesuai dengan sejarahnya, kebaya tersebut mulai populer ketika menjelang perang Diponegoro. Ketika Ratna Ningsih-istri dari Pangeran Diponegoro mengenakannya sebagai pakaian sehari-hari.
Tidak hanya sebagai busana, ratna mengenakan Kebaya Janggan sekaligus untuk menyembunyikan patrem atau senjata keris putih di baliknya, ketika menemani Pangeran Diponegoro berperang melawan Belanda.
“Seorang perempuan harus selalu membawa keris di balik busananya dan kelembutannya. Keris pada zaman sekarang, artinya senjata yang siap untuk membela dirinya, dan kaumnya, serta senjata itu dipakai untuk berjuang, untuk perubahan,” ujar Windy.
• 25 Tahun Jadi Kuli Bangunan, Atik Bahagia Bisa Ikut Memperingati Hari Kartini di Pendopo Kalbar
Seperti diketahui, Kebaya Janggan memang diciptakan dengan makna yang kuat dan mendalam.
Warna hitam atau gelap yang kebanyakan ada di Kabaya Janggan dimaknai sebagai ketegasan, kesederhanaan, dan kedalaman.
Warna hitam juga menonjolkan sifat keputrian bangsawan yang suci dan bertakwa.
Sementara Janggan berasal dari kata ‘jangga’ bermakna leher dalam bahasa Jawa, menggambarkan keindahan, dan kesucian kaum bangsawan perempuan di keraton.
Hingga kini, Kebaya Janggan masih menjadi busana resmi perempuan keraton ketika ada acara penting seperti upacara. Bahkan kebaya tersebut menjadi seragam sehari-hari para abdi dalem putri.
(*)
Dapatkan Informasi Terkini dari Tribun Pontianak via SW disini
Ikuti Terus Berita Terupdate Seputar Kalbar Hari Ini disini