25 Tahun Jadi Kuli Bangunan, Atik Bahagia Bisa Ikut Memperingati Hari Kartini di Pendopo Kalbar

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pj Ketua TP PKK Kalbar menyerahkan bantuan sosial kepada 100 perempuan pejuang keluarga, di Halaman Pendopo Kalbar, Jumat 19 April 2024.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Semarak Peringatan Hari Kartini di Provinsi Kalbar, Pj Gubernur Kalbar Harisson, didampingi Pj Ketua TP PKK Kalbar menyerahkan bantuan sosial kepada 100 perempuan pejuang keluarga, di Halaman Pendopo Kalbar, Jumat 19 April 2024.

Dimana penerimanya terdiri dari pembantu rumah tangga perempuan, ojek online perempuan, tukang kebersihan perempuan, buruh bangunan perempuan.

Satu diantara penerima bantuan yang hadir dalam Peringatan Hari Kartini di Pendopo Kalbar, yakni Ati (60) warga Tanjung Hilir, Kecamatan Pontianak Timur, Provinsi Kalbar.

Raut bahagia terpancar dari wajah Atik, sebab ini menjadi kali pertamanya diundang ke Pendopo Gubernur, dan ikut merayakan peringatan Hari Kartini bersama perempuan-perempuan hebat yang hadir.

Bukan hanya sebagai penerima bantuan, ia mengatakan bisa dengan leluasa menyaksikan jalannya acara bersama teman-temannya yang lain.

“Ini kali pertama saya ikut memperingati Hari Kartini di Pendopo Kalbar, biasanya saya paling bekerja,” ujar Atik.

Membawa Semangat Perubahan, Seribu Perempuan Berkebaya Warnai Peringatan Hari Kartini di Kalbar

Di usia Atik yang sudah menginjak 60 tahun, ia masih tekun menjalani pekerjaannya sebagai buruh bangunan, yang kita tahu bahwa biasanya pekerjaan tersebut sering dan indentik dikerjakan oleh para laki-laki .

Atik mengatakan ia telah menjalani profesinya itu sejak 25 tahun lalu, semenjak kepergian sang suami sebagai kepala keluarga. Yang pada saat itu, meninggalkannya bersama ketiga anaknya.

Keadaan itulah yang menuntunya untuk menjadi ibu, sekaligus kepala keluarga yang harus bekerja mencari nafkah untuk anak-anaknya.

“Jadi memang kerja bangunan ini sudah saya jalankan sejak lama waktu usia anak saya 7 tahun. Yang mana saat itu, 25 tahun lalu saya ditinggal suami (meninggal). Jadi selama itu, saya kerja bangunan. Sampailah anak bungsu saya sudah bisa bekerja sekarang,” ujarnya.

Tinggal di Tanjung Hilir, terkadang untuk bekerja Ati dijemput oleh teman kerjanya, dan terkadang ia diantar anaknya.

“Kalau sekarang saya lagi kerja bangunan di Perdana. Dengan upah harian, dan kerjanya mengaduk semen,” ujarnya.

Bersyukurnya ia sekarang, ia dibantu anaknya sudah mampu kredit motor untuk mempermudah ia bekerja, sebab sering kali tawaran kerja yang datang dengsn jarak tempuh yang jauh dari rumahnya.

“Alhamdulillah sekarang sudah kredit motor. anak saya yang tinggal sama saya tinggal yang bungsu saja, laki-laki. Yang lain sudah ikut suaminya,” ujar Atik.

Kenapa ia memilih menjadi pekerja bangunan selama 25 tahun ini, sebab dikatakannya apabila menjalani pekerjaan sebagai pembantu rumah tangga biasanya di gaji perbulan, berbeda dengan tukang bangunan diupah harian.

“Jadi kalau kerja rumah tangga itu gaji bulanan kapan saya dan anak-anak saya mau makan. Saat itu anak masih kecil-kecil. Dan anak mau sekolah. Dan memang kalau gaji bulanan kan tidak bisa untuk hari-hari. Dengan kondisi anak-anak kan perlu susu dan lainnya,” jelas Atik.

Dengan pekerjaannya sebagai pekerja bangunan apabila tengah mendapatkan pekerjaan, Ati biasanya dibayar harian sebesar Rp 110- 150 ribuan. Dengam jam kerja biasanya ia mulai pukul 07.00 -16.00 WIB.

“Alhamdulillah kerjaan untuk sejauh ini lancar. Waktu itu pernah terdampak saat covid-19 dan saya sempat tidak bekerja. Saat itu kita bertahan dengan berbagai cara untuk membesarkan anak. Karena memang kerjaan saya ini tidak menentu penghasilan bulanan. kadang kita tanya bos, kalau ada bahan kerja, kalau tidak kita off dulu,”ujarnya.

Dengan perjalanannya sampai dititik sekarang, ia tetap mensyukuri apa yang telah ia dapatkan, bahkan sekalipun menjalani pekerjaan sebagai pekerja bangunan.

“Kuli bangunan itu enak, karena setiap Sabtu bisa dapat duit. Dan soal penolakan di lingkungan kerja karena kuli bangunan itukan identik dengan laki-laki sudah biasa. tapi karena ada yang bawa kita kerja makanya diperbolehkan,” ujarnya.

Ia berharap di Hari Kartini ini, agar bisa tetap berjuang demi anak-anak.

Ucapan terima kasih ia haturkan untuk Pemprov Kalbar yang selama ini telah memberikan bantuan kepadanya dan juga teman-teman lain.

“Apalagi bagi kami yang tidak punya suami. kadang dapat beras 10 kg, uang dan sebagainya sudah sangat bersyukur,” pungkasnya. (*)

Dapatkan Informasi Terkini dari Tribun Pontianak via SW DI SINI

Ikuti Terus Berita Terupdate Seputar Kalbar Hari Ini Di sini

Berita Terkini