Berita Viral

Pertamina Ungkap Penyebab Puluhan Motor Mogok Usai Isi BBM di SPBU Deli Serdang

Editor: Rizky Zulham
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Terungkap! Penyebab Puluhan Motor Mogok Usai Isi BBM, Pertamina Sanksi Tegas SPBU.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Akhirnya terungkap penyebab puluhan motor mendadak mogok usai mengisi BBM di SPBU Deli Serang yang menghebohkan dunia maya.

Sontak insiden tersebut manjadi Berita Viral.

Menyikapi hal itu, pihak Pertamina memberikan tindakan tegas kepada pihak SPBU karena diduga membuat puluhan motor mendadak mogok usai mengisi BBM

Kejadian bermula saat puluhan sepeda motor mogok usai mengisi bahan bakar minyak ( BBM ) jenis Pertalite terekam video hingga viral di media sosial.

Peristiwa disebutkan terjadi di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Kecamatan Patumbak, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Senin 26 Februari 2024.

Pertamina Kaji Kenaikan Harga BBM Terbaru Per 1 Maret 2024

Dilihat dari akun Instagram @mediagramindo, tampak puluhan sepeda motor warga berjejer mogok di sekitar SPBU.

Para pengendara pun tampak kesal.

"Halo guys, sial kali nasib ku, pagi-pagi, ngisi minyak, kena minyak palsu, habis semua.

Itu korban, semua itu, habis ngisi langsung mogok, termasuk lah motor ku baru tadi malam keluar bengkel," ujar seorang wanita di dalam video.

Rupanya, motor tersebut bukan diisi Pertalite, melainkan solar. Hal itu disampaikan salah satu korban, Hendri.

Dikutip dari Tribunnews, Hendri mengaku, kejadian terjadi pada Senin 26 Maret 2024 sekira pukul 08:00 WIB.

Ia datang ke SPBU 14.203.180 untuk mengisi BBM jenis Pertalite kepada petugas.

Baru 100 meter melaju dari SPBU, tiba-tiba sepeda motor Honda Beat miliknya mati.

Saat dihidupkan kembali, motornya tak dapat dihidupkan dan malah mengeluarkan asap.

"Awalnya hidup. 100 meter dari sini mati, gak mau hidup lagi. Rupanya diisi solar, padahal ngisinya tadi Pertalite," kata Hendri, Senin (26/2/2024).

Sampai saat ini sepeda motor milik Hendri dan korban lainnya masih diperbaiki di bengkel.

Katanya, setelah diperbaiki, pihak SPBU akan memberikan uang ganti rugi.

Pantauan di lokasi, sejumlah kendaraan nampak sedang dikuras BBM di dalam tangkinya menggunakan selang ke dalam ember hitam.

Warga silih berganti datang ke SPBU untuk meminta pertanggungjawaban.

Sejumlah montir pun nampak berada di lokasi untuk menukangi sepeda motor warga yang mogok.

"Human error"

Terkait video viral tersebut, PT Pertamina Patra Niaga melalui Area Manager Communication Relation dan CSR Sumbagut, Susanto August Satria membenarkannya.

Kata dia, peristiwa bermula saat petugas Pertamina mengisi tangki minyak jenis BBM Pertalite di SPBU tersebut.

Namun saat itu, petugas SPBU mengarahkan petugas Pertamina bukan ke tangki BBM Pertalite.

"Telah terjadi human error, kesalahan manusia yang melibatkan petugas bongkar SPBU saat penerimaan produk BBM dari mobil tangki BBM," ujar Satria kepada Kompas.com,  Senin 26 Februari 2024.

"Lalu petugas bongkar BBM mengarahkan mobil tangki untuk produk Pertalite ke tangki pendam yang bukan peruntukannya.

Sehingga tangki pendam jenis Pertalite terisi bukan oleh produk seharusnya," tambah Satria.

Terkait insiden itu, operasional tangki berisi Pertalite di SPBU tersebut dihentikan.

"Dengan adanya kejadian ini, SPBU telah menghentikan penjualan BBM ke konsumen," tutur Satria.

Pertamina juga memastikan akan memberikan sanksi terhadap SPBU tersebut.

"Pertamina memastikan akan memberikan sanksi kepada SPBU, terkait kesalahan menyuplai ke tangki pendam produk BBM," ujarnya.

"Sehingga konsumen membeli BBM yang terkontaminasi produk yang tidak seharusnya," ungkap dia.

Sinyal Harga BBM Naik Lagi di SPBU Pertamina Seluruh Indonesia Selepas Pemilu 2024

Pertamina juga meminta kepada SPBU tersebut bertanggung jawab atas rusaknya sepeda motor konsumen.

"Konsumen yang terdampak silakan menghubungi, melapor ke SPBU tersebut untuk ditangani lebih lanjut," tutupnya.

(*)

# Berita Viral

‎Ikuti saluran Tribun Pontianak di WhatsApp: KLIK DISINI

Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News

Berita Terkini