C. Landasan Bekerja Sama dan Bergotong Royong
Berdasar pemikiran Ki Hajar Dewantara, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah mengenalkan empat ‘olah’ yang diperlukan dalam kehidupan, yakni olah hati, olah pikir, olah raga, serta olah rasa dan karsa. Keempatnya diperlukan untuk membangun kerja sama dan gotong royong yang baik.
1. Olah Hati (Karakter Biru)
Olah hati merupakan karakter yang cinta damai serta kehidupan yang harmonis. Suka membantu teman, bersikap positif, dan pandai bersyukur menjadi ciri karakter ini. Karakter ini berhubungan dengan ranah spiritual. Menurut konsep karakter holistik, olah hati dapat disebut sebagai karakter biru.
2. Olah Pikir (Karakter Hijau)
Olah pikir merupakan karakter yang penuh pertimbangan, hati-hati, serta teliti. Inilah karakter yang berusaha meraih kesempurnaan baik berdasarkan kebenaran keagamaan, ilmu, maupun norma-norma dengan menggunakan kecerdasan berpikir. Bercita-cita dan berencana juga menjadi ciri karakter ini. Menurut konsep karakter holistik, olah pikir dapat disebut sebagai karakter hijau.
3. Olah Raga (Karakter Kuning)
Olah raga bukan hanya olah fisik melainkan juga merupakan karakter tekun dan disiplin yang biasanya dipunyai oleh para olahragawan. Inilah karakter yang teguh dan bermental kuat. Bekerja keras serta fokus pada tujuan juga menjadi ciri karakter ini. Menurut konsep karakter holistik, olah raga dapat disebut sebagai karakter kuning.
4. Olah Rasa dan Karsa (Karakter Merah)
Olah rasa dan karsa merupakan karakter yang komunikatif, kreatif, serta antusias atau bersemangat. Pandai bergaul, bermasyarakat dan menggalang kerja sama juga menjadi ciri karakter ini. Menurut konsep karakter holistik, olah rasa dan karsa dapat disebut sebagai karakter merah.
D. Revolusi Mental
Istilah Revolusi Mental dikemukakan pertama kali oleh Presiden Soekarno, yakni dalam pidato kenegaraan tanggal 17 Agustus 1956. Masyarakat dunia mengenal istilah revolusi fisik dan revolusi sosial untuk merebut atau mengubah kekuasaan.
1. Konsep Revolusi Mental
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), revolusi berarti “Perubahan yang cukup mendasar dalam suatu bidang.” Sedangkan mental adalah “Bersangkutan dengan batin atau watak manusia” Dengan demikian revolusi mental berarti perubahan yang mendasar mengenai batin atau watak manusia yang dilakukan dengan mengubah pola pikirnya secara mendasar.
Sekitar 70 tahun setelah Indonesia merdeka, Presiden Joko Widodo membangkitkan kembali gerakan revolusi mental ini. Gerakan ini diperjelas dengan merumuskan tiga elemen atau unsurnya. Ketiga elemen tersebut adalah integritas, etos kerja, serta gotong royong, yang saling berhubungan satu sama lainnya.