TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SANGGAU - Kepala Dinas Ketahanan Pangan Tanaman Pangan Hortikultura dan Perikanan (DKPTPHP) Kabupaten Sanggau Kubin mengatakan bahwa saat ini secara iklim mulai memasuki puncak El Nino atau puncak hujan terendah tepatnya di bulan September Oktober 2023 ini.
"Dampak El Nino akan mulai berkurang pada November 2023 dan bahkan sampai April 2024. Namun demikian, mudah-mudahan musim El Nino saat ini tidak terlalu besar dampaknya terhadap produksi padi dan sayur-sayuran petani," kata Kubin di kantornya, Rabu 20 September 2023.
Di beberapa Kecamatan di Kabupaten Sanggau lanjut Kubin, ada petani yang sedang panen padi khususnya di lahan sawah.
Bahkan dari kelompok tani tersebut juga mengundang pihaknya untuk menghadiri panen padi tersebut.
"Seperti di Kecamatan Jangkang dan Desa Bantai, pekan lalu mereka juga ada mengundang panen di Kembayan," ujarnya.
• Wabup Ontot Hadiri Pengukuhan Temenggung Panco Bunuo di Desa Kelompu Sanggau
Kubin mengatakan, ada kemungkinan musim kurang hujan ini akan tetap terjadi di September dan Oktober 2023, dianalisa dari adanya serangan hama.
Ketika musim kurang hujan cukup tinggi, cenderung dominan serangan burung pipit dan empangau.
"Kemarin ketika di Muara Dua, kita mendapatkan laporan serangan ada burung pipit yang bisa mencapai 30 persen menyerang buah padi petani. Kemudian di laporkan juga di Desa Bantai, juga ada serangan burung pipit, tapi saya belum dapat informasi lebih lanjut," tuturnya.
Kejadian ini menjadikan pengalaman pihaknya untuk tahun depan, jika ada serangan burung pipit seperti ini dan sepanjang tak mampu lagi dikendalikan secara organik maka tak menutup kemungkinan akan menggunakan pestisida, herbisida atau pengendali hama secara kimia.
Kemudian, terkait dengan lahan kering, dari Agustus 2023 para petani sudah mulai tanam padi varitas lokal yang umur panennya bisa 6 bulan.
"Lahan kering ini juga sangat mendukung produksi padi di Sanggau, karena tidak semua masyarakat di pedesaan mempunyai lahan sawah," tuturnya.
• Itwasda Polda Kalbar Audit Kinerja Tahap II Aspek Pelaksanaan dan Pengendalian di Polres Sanggau
Ketersediaan pangan beras di Kabupaten Sanggau relatif masih sangat stabil, kalaupun ada kenaikan harga yaitu berkisar Rp 700 perkilo atau kalau perkarung mencapai Rp 5 ribuan.
"Itupun yang kemasan 25 kg, kami pikir kenaikan harga ini ya betul ada keterkaitan dengan ketersediaan di pasar dan stok di rumah penduduk. Tapi ketersediaan beras di pasar ini selalu dikendalikan oleh pemerintah pusat melalui Bulog dan Badan Ketahanan Pangan Nasional," jelasnya.
"Kemudian pekan lalu, Dirjen Tanaman Pangan juga mengintruksikan kita di daerah untuk mendata lumbung pangan di masyarakat yang mana dalam lumbung itu tersedia jumlah cadangan padi. Sehingga nanti akan menjadi data dalam mengambil keputusan dalam rangka penyediaan pangan yang cukup bagi masyarakat," tambahnya.
Menindaklanjutinya, pihaknya juga akan mengintruksikan kepada jajaran di lapangan untuk mengecek langsung petani yang menyimpan padi nya lumbung-lumbung mereka.
Sebelumnya juga, telah dilaksanakan gelar pangan murah dibeberapa titik di Kabupaten Sanggau.
"Gelar pangan murah ini untuk menstabilkan harga dan ketersediaan pasokan," pungkasnya.
(*)
Ikuti Terus Berita Terupdate Seputar Kalbar Hari Ini Di sini