Dengan demikian, lanjutnya, penilaian kinerja PalmCo tidak hanya berdasarkan keuntungan, tetapi yang utama adalah berdasarkan dampak perusahaan terhadap perekonomian masyarakat dan juga perekonomian nasional.
Lebih jauh, dia mengemukakan Indonesia, tidak bisa serta merta meniru strategi bisnis BUMN sawit Malaysia dan Singapura karena kedua negara itu tidak memiliki petani plasma dan konsumen berpengasikan rendah sebanyak di Indonesia.
“Jadi Indonesia harus cari jalan sendiri. Jadi Agent of Development baru ada justifikasinya. Kalau petani rakyat yang jumlahnmya lebih dari 6 juta bisa bersatu membentuk koperasi atau bentuk lain juga sangat bisa mendukung kinerja PalmCo lebih besar lagi,” ujarnya. (*)