TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono mengatakan setelah pembangunan duplikasi Jembatan Kapuas I rampung, traffic management juga menjadi perhatian Pemerintah Kota Pontianak. Beroperasinya jembatan duplikasi kata dia otomatis akan mengurangi kemacetan dan memperlancar lalu lintas.
"Jadi banyak masyarakat bertanya, apakah duplikasi ini bisa mengatasi masalah kemacetan. Saya jawab, bisa memperlancar lalu lintas dan mengurangi kemacetan. Problem pertama sekarang yang terjadi itu adalah karena arus di jembatannya sendiri. Adanya jembatan satu arah dan space hanya 9,6 meter," ujarnya.
Edi mengatakan tidak selesai sampai di situ, Pemkot akan menata traffic management dimulai dari Simpang Garuda Jalan Tanjung Pura sampai ke Simpang Situt Mahmud. Akan ada pelebaran jalan ada Sultan Hamid II kata Edi yang nantinya akan menjadi dua jalur.
"Persimpangannya akan kita tata sedemikian rupa sehingga yang misalnya dari Selatan mau ke Timur ke Keraton tidak perlu kena lampu merah, di Simpang Tanjung Raya 1 dia bisa langsung belok langsung jalan. Sebaliknya yang mau ke kota juga bisa langsung, tidak harus terhambat oleh traffic," ujarnya.
Ia menerangkan, sistem lalu lintas di persimpangan tengah ditata guna memaksimalkan fungsi traffic management.
• Duplikasi Jembatan Kapuas 1 Segera Rampung, Dishub Mulai Persiapkan Rancangan Rekayasa Lalulintas
Edi mengatakan dengan pengaturan time traffic berdasarkan jumlah kendaraan dari Tanjung Raya II akan membantu memperlancar arus, dimana sistem pengaturan bisa diprogram melihat situasi di lapangan.
"Saya yakin setidak-tidaknya sampai 10 Hinga 15 tahun ke depan itu apa aman dari ke-kroditan lalu lintas," ujarnya.
Tak hanya Jembatan Kapuas I, Jembatan Kapuas II dan III pun tak luput dari perhatiannya. Jika kedua jembatan tersebut ikut diduplikasi, kemacetan di Pontianak turut berkurang. Rencana ini , kata Edi, tengah digodok pada level Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI.
Sebanyak 54,2 persen penduduk Indonesia yang tinggal di kota dan tidak adanya aturan pembatasan kendaraan membuat beban jalan meningkat.
Produsen kendaraan begitu banyak dengan berbagai merek memungkinkan semua kalangan membeli kendaraan.
“Menurut saya, jika tidak diimbangi dengan perkembangan wilayah, konsep tata ruang, tidak selesai (masalah kemacetan),” ucapnya.
Di tengah persoalan tersebut, Pemkot Pontianak juga sedang mencari solusi, salah satunya pembangunan Jembatan Garuda.
Jembatan yang rencananya akan membentang dari Jalan Bardan Hadi ke Siantan.
Kurangnya pendanaan menghambat proses pembangunan untuk mengurai macet.
Menjawab tantangan tersebut, diperkenalkan alternatif pengadaan proyek infrastruktur yaitu melalui mekanisme Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
“Investor perlu uang dikembalikan. Caranya dengan sistem tarif tol. UU menyebut tol dikelola pemerintah pusat. Sekarang masih mencari solusi bersama. Yang paling penting aktivitas masyarakat lancar, pertumbuhan ekonomi baik,” ujarnya. (*)
Ikuti Terus Berita Lainnya di Sini