TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KETAPANG - Setiap orang memiliki rasa takutnya masing-masing.
Namun bagi Sri Rahyuni, berkorban untuk lingkungan dan orang terkasih tak pernah menjadi bagian dari takutnya.
Ia siap mengarungi hutan dan belukar.
Ia tak ragu menghadapi asap dan api.
Baginya, pantang pulang sebelum padam bukanlah sebatas slogan kosong, melainkan komitmen yang senantiasa dijaga dengan segenap jiwa dan raga.
Sri merupakan perempuan kelahiran Pacitan, Jawa Timur, 42 tahun yang lalu.
Ibu dua anak itu kini berdomisili di Kubu Raya, Kalimantan Barat, dan bekerja sebagai mandor perawatan kebun di Sinar Mas Agribusiness and Food area Ketapang.
Selain menjalani profesinya sebagai mandor, Sri juga aktif bertugas sebagai bagian dari tim Kesiapsiagaan Tanggap Darurat (KTD) perusahaan yang fokus dalam pencegahan dan pengendalian kebakaran.
Sudah dua tahun lebih Sri bergabung bersama tim KTD.
Selama itu pula, tak pernah sedikit pun ia menyesali keputusannya berkecimpung dalam aktivitas yang penuh tantangan dan bahaya.
“Semua ini murni dari hati saya. Saya tertarik menjadi bagian tim ini karena banyak hal yang bisa dipelajari. Selain itu, saya ingin memberi andil bagi lingkungan dan masyarakat sekitar jika terjadi kebakaran,” ujar Sri.
• Sinar Mas Agribusiness and Food Perkuat Kolaborasi dan Teknologi Cegah Karhutla Dampak El Nino
Semangat melindungi lingkungan dan orang-orang di sekitarnya tak lepas dari cita-cita keberlanjutan yang ingin diwujudkan Sri.
Menurutnya, alam perlu dilindungi sebaik mungkin agar kehidupan terus berlanjut dan memberi manfaat.
“Kita harus memastikan bahwa lingkungan yang ada di sekitar tetap terjaga, salah satunya dengan memastikan tidak ada pihak yang membakar lahan secara ilegal,” ungkapnya.
Sri bersama 10.000 personel tim KTD lainnya yang tersebar di berbagai area operasional Sinar Mas Agribusiness and Food berupaya mewujudkan lingkungan tetap lestari dengan nihil kebakaran (zero fire).