TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, MEMPAWAH - Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Diskes-PPKB), Harun Arraysid mengatakan, dengan maraknya kasus demam berdarah tentunya ada beberapa langkah yang pihaknya lakukan, seperti mengintensifkan penyuluhan dalam rangka memberantas sarang nyamuk.
"Kita juga melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat, pengenalan tanda-tanda gejala demam berdarah. Seperti misalnya terjadi demam tinggi, timbul bintik-bintik merah di sekujur badan, dan lain sebagainya," ujar Harun Arrasyid saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis 10 Agustus 2023.
"Jadi apabila ad tanda-tanda yang menjurus ke kasus demam berdarah, segera dibawa ke pelayanan kesehatan. Jangan sampai nanti kondisinya sudah berat," jelasnya lagi.
Harun mengatakan, pihaknya juga terus melakukan koordinasi dengan pihak Puskesmas untuk meningkatkan kewaspadaan kasus demam berdarah.
"Jadi kami telah menyurati dan mengimbau kepada fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Mempawah beserta seluruh masyarakat untuk tetap waspada dan mengantisipasi terjadinya peningkatan kasus penderita Demam Berdarah Dengue (DBD)," katanya.
• 96 Kasus Demam Berdarah Terjadi di Mempawah Sepanjang 2023
• Warga Pontianak Waspada DBD, RSUD dr Soedarso Sampai Over Kapasitas!
Untuk itu kata Harun, perlu dilakukan langkah-langkah pencegahan lebih lanjut seperti pihak Puskesmas untuk berkoordinasi dengan Camat dan Lurah dalam meningkatkan promosi kesehatan, pemantauan adanya kasus DBD di wilayah kerja serta melakukan upaya upaya pengendalian penyakit bersama-sama.
Kemudian, meningkatkan Upaya penggerakan masyarakat dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan membersihkan rumah dan lingkungan sekitar tempat tinggal masing-masing serta menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
"Melaksanakan 3M Plus yaitu menutup tempat penampungan air, menguras dan menyikat bak mandi atau tempat penampungan air bersih minimal 1 kali seminggu, mendaur ulang sampah-sampah plastik maupun kaleng untuk dapat dimanfaatkan. Serta abatisasi selektif yakni Menanam tanaman pengusir nyamuk, menggunakan obat nyamuk atau lotion anti nyamuk dan memelihara ikan cupang ke dalam penampungan air," terangnya.
Langkah selanjutnya kata Harun yakni meningkatkan surveilans kasus dan surveilans faktor resiko terhadap kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) , diantaranya melalui kegiatan Pemantauan Jentik Berkala (PJB).
"Pembentukan Juru Pemantau Jentik (Jumantik) dalam Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (G1R1J) dan memastikan rumah tinggalnya sendiri bebas dari jentik nyamuk Aedes Aegypti," ujarnya.
Selain itu kata Harun, respon dan Penanganan cepat apabila menemukan kasus baru dengan melakukan Penyeixdikan Epdemsologi terhadap anggota keluarga dan lingkungan pasien serta melihat resiko penularan yang akan terjadi pada lingkungan tersebut.
"Apabila menemukan anggota keluarga dengan gejala panas/ demam tinggi tanpa penyebab yang jelas segera diperiksa ke layanan kesehatan terdekat," pesannya.
(*)
Ikuti Terus Berita Pilihan dan Terpopuler Seputar Kalbar disini