"OPD 1 persen dan Camat 0,5 persen. Yang paling banyak Pak Ashari Tambunan (Bupati Deliserdang) 10 persen,” katanya.
“Saya ada juga dan beberapa orang lain. Belum ada 50 persen dari total saham. Kalau besaran saham nggak usah disebutkan lah karena kemarin masih kecil," jelas Cinwa lagi.
• Sriwijaya FC Minat Datangkan Jendral Lapangan Tengah Usia 37 Tahun Jelang Liga 2 Bergulir
Meski mau dijual, namun manajemen telah menetapkan persyaratan untuk peminatnya.
Home Base PSDS harus tetap berada di Stadion Baharoeddin Siregar, Lubukpakam, Deliserdang.
Tak hanya itu, nama klub juga masih tetap sama PSDS dan berjuluk Traktor Kuning.
Menurutnya, hal tersebut menjadi syarat utama.
"Ini demi kebaikan, biar maju PSDS ini. Kitakan nggak ada duit. Kita cari sponsor sana sini selama ini, minta dukungan ke perusahaan,” ungkapnya.
“Nggak ada dampak negatifnya, bahkan akan lebih maju. Saya bilang lagi pasti akan lebih maju," sebut Cinwa.
Cinwa menyebut rencana seperti ini sudah ada jauh hari, bukan dadakan.
Hanya saja, saat itu masih terus dipikirkan dan diupayakan agar tim bisa berdikari.
Namun kondisi saat ini dirasa berat, karena untuk mendapatkan sponsor juga tidak mudah.
Kondisi keuangan PSDS yang sulit sebenarnya sudah tampak jelas pada putaran pertama Liga 2 musim lalu.
Saat itu, Kabupaten Deliserdang yang termasuk kawasan Industri, justru kesulitan untuk mendapat dukungan sponsor.
Sehingga jersey pemain PSDS Deliserdang di Liga 2 musim lalu polos tanpa ada logo sponsor.
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul PSDS Deliserdang Dijual Rp 5 Milyar Jelang Liga 2, Herman Sagita: Ini Demi Kebaikan